Sejak Pagi Gunung Merapi Keluarkan Guguran Awan Panas hingga 2.000 Meter, Warga Diminta Waspada
Berdasarkan data BPPTKG awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 35 mm.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Gunung Merapi di Yogyakarta luncurkan awan panas guguran pada Sabtu (18/12/2021) pukul 16.43 WIB. Jarak luncur awan panas guguran 2.000 meter ke arah barat daya.
"Awan panas guguran di Gunung Merapi 18 Desember 2021 pukul 16.43 WIB," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam laporan tertulis, Sabtu (18/12/2021) dikutip dari Kompas.com.
Berdasarkan data BPPTKG awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 35 mm.
Durasi awan panas tercatat 135 detik.
"Teramati tinggi kolom 400 meter condong ke barat. Jarak luncur 2.000 m ke arah barat daya," ungkapnya.
Baca juga: UPDATE 4 Gunung Api di Indonesia Berstatus Siaga Level 3: Ili Lewotolok, Semeru, Merapi, Sinabung
Sampai saat ini Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih menetapkan status aktivitas Gunung Merapi pada Siaga (level III).
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Dan Putih.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Sejak Tadi Malam
Sebelumnya diberitakan Tribun Jogja, Gunung Merapi keluarkan guguran lava pijar 4 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter, Sabtu (18/12/2021).
Hal tersebut terlihat dalam pengamatan selama enam jam oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), mulai 00.00-06.00 WIB.
Secara meteorologi, cuaca mendung. angin bertiup lemah ke arah barat
Suhu udara 15-21 °C, kelembaban udara 76-86 %, dan tekanan udara 626-717 mmHg.
“Gunung kabut 0-II hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati,” ungkap Kepala BPPTKG, Hanik Humaida.
Gempa guguran terjadi sebanyak 31 kali dengan amplitudo 4-53 mm berdurasi 24,4-130,6 detik.
Gempa hybrid/fase banyak berjumlah 11 kali dengan amplitudo 3-19 mm, S-P : 0.32-0.72 detik berdurasi 6.8-13.6 detik.
Gempa vulkanik dangkal terjadi sebanyak 2 kali, amplitudo 42-75 mm berdurasi 11.2-17.9 detik.
Tektonik Jauh berjumlah 1 kali dengan amplitudo 5 mm, S-P 6.96 detik berdurasi : 36.1 detik.
“Tingkat aktivitas Gunung Merapi saat ini masih berada Level III atau siaga,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya.
Cakupan potensi sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat agar diminta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar G. Merapi.
Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tandasnya. (ard)
Selain itu, masyarakat diminta agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Sumber: Kompas.com/Tribun Jogja