Muhadjir Effendy : Pemimpin di Era Disrupsi Dituntut Berpikir Luwes dan Adaktif
Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, di era disrupsi telah mendorong para pemimpin di berbagai sektor untuk mengubah praktik kepemimpinan
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, di era disrupsi telah mendorong para pemimpin di berbagai sektor untuk mengubah praktik kepemimpinan agar keberlanjutan organisasi terjaga.
Disrupsi teknologi, pandemi juga meningkatnya jumlah milenial menuntut para pemimpin memiliki cara berpikir luwes dan adaptif, serta perlu membuat terobosan.
”Cara berpikir harus luwes dan adaptif serta berani membuat terobosan,” ujar Muhadjir Effendy saat menjadi pembicara dalam webinar dengan tema Leadership Transformation in Technology, Millenial, and Pandemic Disruption yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Magister Manajemen Eksekutif angkatan 71 (MME71) Sekolah Tinggi Manajemen PPM, Sabtu (18/12/2021).
Baca juga: Sebut Jokowi Pemimpin Luwes, Menko PMK Banggakan Kebijakan Pemerintah Tak Pilih Lockdown
Disrupsi adalah sebuah era terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran yang secara fundamental yang mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru.
Presiden Joko Widodo pada masa awal Indonesia menghadapi pandemi tiga cara ini, salah satunya tidak dilakukannya lockdown saat pandemi Covid-19 tetapi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang kemudian berubah menjadi pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Menurut Menko PMK, melalui kebijakan tersebut, Indonesia diakui oleh dunia sebagai salah satu negara yang berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19 karena kasus positif berangsur melandai dan kasus meninggal dunia juga makin kecil.
Menurut Menko PMK, selain memiliki cara berpikir luwes dan adaptif, seorang pemimpin juga harus memiliki sifat filantropis, empati, dan altruis agar organisasi bisa dinamis dan berkelanjutan.
”Tanpa ketiga sifat itu, kemampuan seorang pemimpin belumlah lengkap,” ujar Menko PMK.
Terkait tugas Kemenko PMK, penguatan daya saing sumber daya manusia merupakan salah satu kunci bagi organisasi dan pemimpinnya agar bisa sukses melalui era disrupsi.
”Selain fokus pada penguatan daya saing sumber daya manusia, Kemenko PMK juga memberi perhatian pada penguatan program perlindungan sosial,” kata Menko PMK.
Pada penguatan daya saing sumber daya daya manusia, Kemenko PMK merealisasikan bantuan pendidikan bagi siswa miskin dari tingkat dasar sampai kuliah, memberi keterampilan pada siswa setingkat SMA yang baru lulus sesuai kebutuhan dunia usaha, mempercepat pembangunan dan rehabilitasi sarana prasarana pendidikan, serta mempercepat penurunan stunting.
Menko PMK menjadi salah satu pembicara dalam rangkaian webinar series yang dilaksanakan sepanjang Sabtu, 18 Desember 2021. Selain Menko PMK, sesi webinar lainnya menghadirkan Direktur Utama PT Semen Baturaja (Persero) Jobi Triananda Hasjim, Direktur Jaringan dan Layanan PT BRI (Persero) Tbk Arga M Nugraha, Presiden Direktur PT Prodia Widyahusada Tbk Dewi Muliaty, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, dan Kepala Desa Sekapuk (Gresik) Abdul Halim.
Rangkaian webinar tersebut menyajikan berbagai pengalaman dari narasumber mengacu pada lima praktik kepemimpinan yakni model the way, inspire a shared vision, challenge the process, enable others to act, encourage.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.