DPR: Pentingnya Kelestarian Alam dan Budaya Dalam Pengembangan Pariwisata di NTT
Menurutnya, pengembangan wisata NTT harus mengutamakan konsep eko-pariwisata yang mengedepankan konservasi alam.
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pariera mengatakan ada beberapa poin penting dalam upaya pengembangan potensi pariwisata Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurutnya, pengembangan wisata NTT harus mengutamakan konsep eko-pariwisata yang mengedepankan konservasi alam.
"Bagaimana mengembangkan eko-pariwisata. Jadi bagaimana memahami pariwisata secara holistik, terutama bagaimana kita menjaga, merawat kekayaan alam dan budaya kita yang ada," ujar Politikus PDI Perjuangan ini, saat memberikan materi dalam webinar HUT Ke-63 Provinsi NTT bertema 'Mengembangkan Pariwisata Modern di NTT', yang digelar Tribunnetwork, Kamis (16/12/2021).
Kemudian mengembangkan suatu sistem rantai pasok ekonomi. Tetapi perlu juga menjaga rantai pasok sumber daya manusia.
"Utamanya adalah menjaga alam, jadi apa yang kita punya dan miliki harus dirawat. Karena hal ini anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita. Dan ini adalah modal yang kita punya," kata Andreas dalam webinar HUT Ke-63 Provinsi NTT yang digelar Tribun Network, Kamis (16/12/2021)
Langkah menjaga alam termasuk memelihara varanus komodoensis atau komodo hewan endemik yang bisa ditemukan di Flores NTT.
"Tidak bisa dipungkiri wisatawan mau datang ke NTT karena mau lihat komodo. Itu yang yang perlu kita jaga," tuturnya.
Namun ada satu yang sulit ditemukan di NTT yakni pohon cendana.
Andreas mengungkapkan mengapa pohon cendana sulit dijumpai lagi.
"Itu karena kita tidak mau merawatnya. Padahal itu kekayaan alam yang harus dijaga. Sehingga apa yang sekarang ada jangan sampai hilang. Saya kira itu poin kita harus mengedepankan konservasi alam dan konservasi budaya," tukasnya.
Ia menjelaskan bahwa Pulau Flores, Lembata, dan Alor memiliki sangat banyak budaya lokal yang mungkin tidak disadari masyarakat setempat.
"Padahal itu yang membuat mereka (wisatawan asing) mau datang. Dari bahasa saja sudah banyak sekali perbedaan. Mulai Manggarai sampai Flores Timur itu ada tujuh bahasa berbeda. Ini suatu hal menarik untuk siapapun yang datang ke wilayah NTT," tambahnya.
DPR juga mencatat NTT perlu mengembangkan infrastruktur fisik penunjang kegiatan pariwisata seperti transportasi, ketersedian listrik, air bersih, dan akses jalan.
Pihaknya meminta pemerintah daerah meningkatkan kualitas kebersihan, keamanan, amenitas di daerah wisata, ketersediaan fasilitas kesehatan hingga jangkauan sinyal dan aspek safety pada produk dan jasa wisata.(*)