Menteri PPPA: Peran Perempuan dan Kelompok Marjinal Jadi Perhatian RI di Presidensi G20
Keterlibatan peran perempuan dan kelompok marjinal menjadi perhatian utama dalam kepemimpinan Indonesia dalam G20.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keterlibatan peran perempuan dan kelompok marjinal menjadi perhatian utama dalam kepemimpinan Indonesia dalam G20.
Hal ini disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Bintang Puspayoga dalam Kick-Off Ceremonial G20 Empower dan Women20 (W20), Rabu (22/12/2021).
Ia menegaskan perempuan mempunyai potensi sangat besar dalam mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa.
Diantaranya lewat kolaborasi antara banyak pihak, yakni Pemerintah, Pemerintah Daerah, sektor swasta, lembaga internasional, CSO akademisi, dan stakeholders lainnya.
“Kami percaya melalui kerjasama global ini, tantangan yang dihadapi perempuan terutama dalam menghadapi dampak di masa pemulihan pasca Covid-19, dapat terfasilitasi,” ujarnya.
Baca juga: 25 Persen Perempuan Indonesia Alami Kekerasan Seksual, KSP Desak RUU TPKS Segera Disahkan
Berdasarkan laporan UN Women, perempuan yang sebagian besar memiliki pendapatan yang bergantung pada bisnis keluarga, mengalami penurunan pemasukan secara signifikan hingga 82 persen.
Perempuan juga mengalami beban lebih berat dalam isu domestik dan pengasuhan tidak berbayar (unpaid care).
Meningkatnya permasalahan domestik dan beban pekerjaan ini dialami baik perempuan maupun laki-laki, dimana 69 persen perempuan dan 61 persen laki-laki terjerat pada pekerjaan domestik tanpa upah.
Bintang berharap agenda terkait penguatan peran perempuan terutama selama proses pemulihan Covid-19 dapat didiskusikan lebih mendalam.
Sehingga turut memberikan kontribusi bagi pengembangan strategi dan kebijakan global, yang sejalan dengan ‘Brisbane Goals’ maupun kebijakan nasional.
“Saya percaya, Presidensi Indonesia dalam G20 ini dapat terus mendorong terciptanya aksi-aksi nyata melalui pengembangan rekomendasi, kebijakan, maupun sharing pengalaman baik dengan kolaborasi dan menggalang kekuatan bersama untuk terus mendukung kesetaraan dan mendorong posisi strategis perempuan,” ujar Menteri Bintang.