Gus Yahya Tegaskan NU Tak Boleh Jadi Alat PKB
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menegaskan Nahdlatul Ulama (NU) harus senantiasa mengedepankan kepentingan nasional.
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menegaskan Nahdlatul Ulama (NU) harus senantiasa mengedepankan kepentingan nasional.
Gus Yahya mengatakan NU tidak boleh dimonopoli satu warna oleh PKB.
"Yang kita inginkan adalah bahwa Nahdlatul Ulama tidak menjadi pihak dalam kompetisi politik," kata Gus Yahya dalam kanal Youtube CNN Indonesia, Kamis (30/12/2021).
Hal tersebut, dikatakan Gus Yahya, sebagaimana tertuang dalam hasil Muktamar 1984 di Situbondo.
"Nah kita bisa pilihan. Pertama kita bersihkan yang berbau politik dari NU atau kita punya cara yang lain," kata dia.
Alasannya, Gus Yahya mengatakan sangat sulit untuk mensterilkan NU dari pengaruh politik.
Maka itu, dirinya menilai harus ada yang berbagi ruang dalam NU.
Baca juga: Momen Ketua Umum PBNU Gus Yahya Bertemu Jokowi Untuk Laporkan Hasil Mukmar NU
"Sehingga setiap pihak yang mungkin punya kepentingan yang berbeda-beda, tetap punya tempat di NU sehingga bisa saling mengontrol, bisa saling mengawasi, sehingga tidak ada stau pihak pun yang bisa memonopoli mengkooptasi NU untuk kepentingan satu pihak. Jadi semuanya yang dihasilkan adalah kesepakatan bersama mengenai kepentingan bersama," kata Gus Yahya.