Eijkman Dilebur ke BRIN, Anggota DPR: Peneliti Jangan Terintervensi Kepentingan Politik
LBM Eijkman khawatir mudah diintervensi lewat kepentingan politik karena pada dasarnya peneliti itu harus terus memiliki daya kritis yang tinggi.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Alifudin, khawatir atas intervensi Lembaga Eijkman oleh pemerintah lewat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), akan berdampak pada penanganan Covid-19 terhadap vaksin merah putih
Karena, di awal pandemi Covid-19, Eijkman adalah satu di antara lembaga yang mendorong agar dilakukan tes banding atas false negatif di Litbangkes.
"Dengan di leburnya ke BRIN, LBM Eijkman khawatir mudah diintervensi lewat kepentingan politik nantinya, karena pada dasarnya peneliti atau saintis itu harus terus memiliki daya kritis yang tinggi" ucap Alifudin kepada wartawan, Selasa (4/1/2021).
Baca juga: Eijkman Dilebur ke BRIN, Demokrat Ingin Independensi Para Peneliti Tak Didegradasi
Baca juga: Eijkman Dilebur ke BRIN, Wakil Ketua DPR Minta Hak Peneliti Dipenuhi
Alifudin menambahkan jika nalar kritis peneliti diintervensi, nantinya akan menjadi keliru dalam mendapatkan hasil penelitian yang mutakhir, khususnya untuk kasus Covid-19 yang sampai sekarang belum usai.
"Peleburan ini harus dilihat dari berbagai aspek, seperti para staf peneliti yang lulusan luar negeri ingin mengabdi ke Indonesia, dengan bekerja di Eijkman, taunya di PHK tanpa pesangon, hal itu jangan sampai membuat pesimis para akademisi kita," ujarnya.
Baca juga: Laksana Angkat Suara Soal Pengembangan Vaksin Merah Putih Setelah Lembaga Eijkman Dilebur ke BRIN
Alifudin juga khawatir dengan BRIN yang arahnya akan menjadi kepentingan politik nantinya, karena salah satu Dewan Pengarah BRIN adalah pimpinan partai politik.
"Semoga BRIN dan lembaga terkait yang dilebur tidak terikat dengan kepentingan atau intervensi politik belaka, kita semua berharap Covid 19 juga harus bersama diatasi," pungkas Alifudin