Anggota DPR Ingatkan Kesiapan Semua Pihak Terutama Pemerintah Menghadapi Gelombang Ketiga Covid-19
Mufida khawatir masyarakat hanya menyimpulkan gejala Omicron lebih ringan sehingga kehilangan kewaspadaan.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus Omicron di Indonesia sudah mencapai 414 kasus sejak diumumkan kasus pertama pada 15 Desember 2021. Saat ini dikonfirmasi sudah terjadi kasus transmisi lokal Omicron di Indonesia.
Menteri Kesehatan memprediksi transmisi Omicron lebih tinggi daripada Delta tapi dengan perawatan rumah sakit yang lebih rendah. Sebab itu, pemerintah menyiapkan skema perawatan di rumah.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati meminta kesiapan semua pihak utamanya pemerintah untuk menghadapi gelombang ketiga Covid-19.
Ia meminta sosialisasi secara gencar tentang varian Omicron lebih terpadu dan lengkap.
Mufida khawatir masyarakat hanya menyimpulkan gejala Omicron lebih ringan sehingga kehilangan kewaspadaan.
"Dari 414 kasus ada dua yang kategori sedang hingga butuh bantuan oksigen. Meski disebut lebih ringan tapi tetap saja itu gejala yang memerlukan perawatan. Jadi kami minta agar semua kesiapan dilakukan untuk mengantisipasi jika terjadi gelombang ketiga dengan varian Omicron ini," ucap Mufida dalam keterangannya, Jumat (14/1/2022).
Misalnya pemerintah memutuskan perawatan di rumah. Mufida meminta ada dukungan dan kesiapan obat-obatan dan telemedicine yang jauh lebih memadai dan sigap.
"Jika ada gejala demam atau batuk tetap saja butuh obat kan. Lalu sistem telemedicine yang tepat, cepat dan akurat nanti seperti apa. Ini yang harus disiapkan dari sekarang. Kita sudah pernah melewati gelombang kedua dengan varian Delta, seharusnya ada perbaikan yang signifikan sebagai bagian kesiapan kita menghadapi Omicron yang sudah transmisi lokal ini," ujarnya.
Selain obat-obatan, pasokan vitamin, oksigen, maupun sarana isolasi terpusat jika banyak rumah-rumah yang tidak memadai untuk melakukan isolasi mandiri.
"Ini bagian dari merencanakan yang terburuk. Jika yang terburuk skenario sudah kita siapkan, maka kita akan jauh lebih sigap menghadapi skenario yang lebih ringan. Mitigasinya harus seperti itu," kata dia.
Selain penyiapan di hulu, 3T dan pengingatan protokol 5M di hilir tak bosan-bosannya terus dia ingatkan.
Terlebih saat ini PTM 100 persen di sekolah dan beberapa universitas sudah mulai diberlakukan.
Baca juga: Biden Gandakan Alat Tes Covid Gratis dan Kerahkan Nakes ke 6 Negara Bagian yang Hadapi Kasus Omicron
Mufida juga meminta agar mengaktifkan lagi satgas-satgas covid-19 di tingkat masyarakat seperti di RT/RW yang mungkin sebagian sudah dibubarkan atau tidak diaktifkan karena kasus yang menurun.
"Termasuk memberikan dukungan bagi warga atau keluarga yang harus isolasi mandiri karena terpapar varian Omicron," ucap Mufida.
Mufida juga meminta agar sudah mulai dilakukan penguatan koordinasi antara satgas dengan Puskesmas jika memang banyak dilakukan isolasi mandiri di rumah, termasuk untuk pemenuhan kebutuhan obat, vitamin dan pemantauan kondisi pasien.
"Kita belajar dari kasus varian delta dimana cukup banyak yang akhirnya tidak tertolong saat melakukan isolasi mandiri di rumah. Bagaimanapun bagi yang memiliki komorbid atau lansia, cukup rawan itu sampai pada kondisi sedang atau berat bahkan kematian seperti yang terjadi di luar negeri," ujarnya.