Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dosen UNJ Ubedilah Badrun Diteror dan Dituding Terlibat Parpol Tertentu

Berikut kejanggalan yang dialami Ubedilah Badrun setelah melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Dosen UNJ Ubedilah Badrun Diteror dan Dituding Terlibat Parpol Tertentu
Adiatmaputra Fajar Pratama/Tribunnews.com
Pengamat politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun 

TRIBUNNEWS.COM - Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun mengalami sejumlah kejanggalan setelah melaporkan dua putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 10 Januari 2022 lalu.

Adapun, Badrun melaporkan Gibran dan Kaesang karena diduga memiliki relasi bisnis yang erat dengan anak petinggi PT SM, induk dari PT PMH yang terlibat kasus pembakaran hutan di tahun 2015.

Badrun menyebut, laporan tersebut merupakan itikad baik untuk kepentingan nasional.

Namun, buntut dari laporan tersebut, Badrun justru mengalami sejumlah kejanggalan.

Ia mengaku diteror di media sosialnya, diintai oleh orang tak dikenal hingga dituding ada keterlibatan dengan partai politik tertentu.

Baca juga: Ubedilah Badrun Mengaku Diteror di Media Sosial Tapi Belum Lapor ke Polisi

Berikut penjelasan lengkap terkait sejumlah hal yang dialami Ubedilah Badrun setelah melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK:

Diteror di Media Sosial

BERITA REKOMENDASI

Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun angkat suara soal adanya dugaan teror atau ancaman terhadap dirinya.

Badrun menyebut, ancaman itu ia rasakan baik di jagat maya dan dalam kesehariannya.

Meski begitu, dugaan ancaman psikologis itu ditanggapi santai oleh Aktivis Reformasi 98 ini

"Narasi ancaman muncul di medsos dengan bahasa yang sarkastis, tapi saya respon baik-baik saja," kata Badrun kepada Tribunnews.com, Minggu (16/1/2022).

Adapun bentuk teror psikologis yang dialami Badrun diantaranya kontak yang tak dikenal kerap menghubunginya.


"Kontak yang tidak dikenal memang ada yang menghubungi saya di malam hari, saya tidak pernah mengangkatnya. Semoga bukan dalam rangka meneror," beber Badrun.

Kediamannya Diintai Orang Tak Dikenal

Selain diteror di media sosial, rupanya Badrun juga mengalami kejanggalan di kediamannya.

Ia mengaku menemui orang tak dikenal yang diduga mengintai kediamannya.

"Dua hari lalu memang ada orang yang tidak dikenal dan tidak pernah terlihat sepanjang saya tinggal 13 tahun lebih di sini."

"Orang itu menggunakan kendaraan roda dua dan duduk ditempat istirahat lapangan basket, terlihat mengamati rumah sekitar 20 menit."

"Kehadiran sopir tetangga ke lokasi itu yang membuat ia pergi dari lokasi duduknya, selebihnya wallahua'lam," jelasnya.

Ubedilah Badrun, dosen yang melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK
Ubedilah Badrun, dosen yang melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK (Instagram @ubedilahbadrun.official)

Meski ada beberapa kejanggalan yang ia alami setelah melaporkan putra presiden ke KPK, Badrun berharap hal itu bukan bagian dari ancaman.

Ia tetap berpikir positif dan menyatakan bahwa kondisinya saat ini baik-baik saja.

"Semoga motifnya bukan dalam rangka teror psikologis, saya positive thinking saja bahwa itu semua jauh dari motif teror. Alhamdulillah saya saat ini baik baik saja," ujar Badrun.

Dituding Terlibat dengan Parpol Tertentu

Di sisi lain, setelah mendapatkan teror, tudingan politik juga muncul untuk menyerang Ubedilah Badrun.

Satu di antaranya tudingan dari Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Hasto menduga Badrun terlibat dengan partai politik tertentu.

Hasto mengatakan, PDIP melalui DPC Kota Surakarta sudah menjalin komunikasi dengan Gibran soal adanya laporan yang dibuat Badrun.

"Ya komunikasi dilakukan terutama di DPC PDIP di kota Surakarta dan klarifikasi langsung yang dilakukan oleh mas Gibran," kata Hasto saat ditemui di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin (17/1/2022), dikutip dari Tribunnews.

Baca juga: Ubedilah Tak Takut Dipolisikan Usai Adukan Gibran-Kaesang ke KPK, Tolak Minta Maaf ke Putra Jokowi

Hasto pun menilai, apa yang disampaikan oleh Gibran dianggap sebagai hal yang positif.

Terlebih, ia menyebut upaya hukum yang dilakukan Ubedillah dinilai sarat akan kepentingan politis.

"Menurut saya ya hal yang positif langsung meredam berbagai upaya yang menggunakan hukum sebagai alat kendaraan politik dengan motif-motif tertentu," ucap Hasto.

Hasto juga menyoroti soal sepak terjang Ubedillah terutama di sosial media. Dimana, Ubedillah punya keterlibatan tertentu dengan partai politik.

"Dan kita melihat kami sendiri melihat bagaimana rekam jejak saudara Ubedillah tersebut dalam termasuk dalam pergerakan di sosmed yang mengungkapkan keterlibatannya dengan partai politik tertentu," jelasnya.

Dipolisikan oleh Relawan Jokowi Mania

Sebelumnya diberitakan Tribunnews, Ketua Jokowi Mania melaporkan dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun ke Polda Metro Jaya pada Jumat (14/1/2022).

Pelaporan yang dilakukan Noel, sapaan akrabnya, karena Ubedilah dituding melakukan fitnah terhadap keluarga presiden yakni putra Joko Widodo, Gibran dan Kaesang.

Laporan tersebut diterima dengan nomor register LP/B/239/I/2022/SPKT/Polda Metro Jaya, Tanggal 14 Januari 2022.

"Kami melaporkan Dosen UNJ Ubedilah Badrun di Pasal 317 KUHP. Ubedilah diduga telah membuat tudingan tak berdasar kepada keluarga presiden tanpa data dan fakta," kata Immanuel di depan Gedung SPKT Polda Metro Jaya, Jumat (14/1/2022).

Noel yang juga Ketua Ikatan Aktivis '98 itu telah mempertimbangkan laporan yang dibuatnya.

Noel memberi kesempatan untuk Badrun membuktikan pelaporannya ke KPK atas dugaan keterlibatan dengan Perusahaan terkait kebakaran laham pada 2015.

Baca juga: Apresiasi Keberanian Ubedilah Badrun Laporkan Dua Putra Jokowi, Mardani: Mudah-mudahan Datanya Kuat

"Kami memberikan kesempatan kepada Ubedilah Badrun untuk meminta maaf sebelum kita buat LP."

"Saya dengan Ubedillah merupakan rekan sesama aktivis 98, karena dia tak bisa membuktikannya kepada publik maka kita laporkan."

"Karena ini berkaitan dengan kehormatan seseorang pejabat negara dan laporannya atas kesaksian palsu dan berita bohong atau hoaks," jelas Noel.

Noel berikukuh, apa yang dilakukan Ubedilah dengan melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK tidak berbasis data.

Ia sangat yakin laporan keterlibatan putra Jokowi dengan seorang pemilik perusahaan tak bisa dibuktikan kepada publik.

"Dia kawan saya dan seorang dosen aktivis kok bisa membuat laporan tidak berbasis data dan fakta."

"Makanya kami menyanyangkan sekali ke dia untuk membuktikan itu. Jadi kami meminta Ubedilah Badrun untuk meminta maaf kepada publik," kata Immanuel.

Noel turut menyertakan bukti dalam pelaporannya ke polisi. Ia membawa bukti berupa video rekaman ucapan Ubedilah saat melaporkan Gibran dan Kaesang di KPK.

"Pertama rekaman video kemudian durasi saat dia sampaikan laporan keterlibatan Gibran dan Kaesang saat di KPK. Itu jadi bukti-bukti kami sampaikan ke penyidik," tutup Noel.

(Tribunnews.com/Maliana/Fandi Permana/Fransiskus Adhiyuda Prasetia/Igman Ibrahim)

Berita lain terkait Gibran dan Kaesang Dilaporkan ke KPK

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas