Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KSP Moeldoko: Istana Evaluasi Penerjunan Aparat di Desa Wadas

Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan bahwa persoalan tersebut harus dilihat secara jernih agar tidak bias.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in KSP Moeldoko: Istana Evaluasi Penerjunan Aparat di Desa Wadas
Tribunnews.com/Seno Tri Sulistiyono
Kepala Staf Presiden Moeldoko 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Istana angkat bicara terkait konflik yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, termasuk pernyataan YLBHI yang menyebut bahwa Presiden Joko Widodo bertanggungjawab atas konflik masyarakat yang enggan membebaskan lahan penambangan batu andesit untuk pembangunan waduk.

Untuk diketahui sekitar 64 warga Desa Wadas yang menolak pembebasan lahan ditangkap oleh aparat kepolisian. 

Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan bahwa persoalan tersebut harus dilihat secara jernih agar tidak bias.

Yang pasti kata dia pembangunan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Warga Desa Wadas, Purworejo yang menolak tambang menjadi bagian dari proyek bendungan Bener.
Warga Desa Wadas, Purworejo yang menolak tambang menjadi bagian dari proyek bendungan Bener. (tangkap layar akun Instagram, @wadas_melawan)

" Semuanya perlu dilihat secara jernih agar tidak bias dari kondisi yang sesungguhnya. Pembangunan pastinya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan itu tujuan akhirnya," kata Moeldoko kepada wartawan, Rabu, (9/2/2022).

Baca juga: Warga Desa Wadas yang Ditangkap Sudah Dipulangkan, Polisi: Dikembalikan Semuanya ke Keluarga

Terkait diterjunkannya aparat kepolisian di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Selasa kemarin, kata Moeldoko akan dievaluasi.

Sebelumnya dalam video di media sosial aparat dengan senjata lengkap mendatangi Desa Wadas.

Berita Rekomendasi

Aparat mendampingi petugas BPN yang akan melakukan pengukuran tanah.

Namun, terjadi ketegangan dengan warga yang menolak pembebasan lahan sehingga berujung penangkapan.

"Semua akan dievaluasi," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas