Pimpinan MPR Minta Semua Pihak Tahan Diri dan Hentikan Sementara Pengukuran Lahan di Desa Wadas
Pimpinan MPR Minta Semua Pihak Menahan Diri Selesaikan Konflik Desa Wadas
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) meminta semua pihak menahan diri, menangani dan menyelesaikan konflik agraria di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani mendorong semua pihak terkait menyelesaikan konflik tersebut dalam ruang dialog.
"Persoalan ini telah menimbulkan problem, saya berharap semua pihak menahan diri dan semuanya dapat menyelesaikan dalam satu meja supaya selesai," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/2/2022).
Sebelumnya, telah terjadi kekisruhan antara aparat kepolisian dengan warga masyarakat saat proses pengukuran lahan.
Warga tidak setuju Desa mereka di jadikan lokasi penambangan batu quary andesit untuk kepentingan pembangunan proyek bendungan Bener di Desa Wadas Purworejo, Jawa Tengah.
Sekjen Partai Gerindra itu menilai, seharusnya semua pihak belajar dari berbagai kasus menangani persoalan serupa.
Menurutnya, perlu ada pendekatan dan komunikasi yang komprehensif kepada masyarakat.
Sebab, jangan hanya karena ingin mewujudkan kepentingan nasional, maka nilai-nilai kemanusiaan dihilangkan.
"Kepentingan nasional adalah kepentingan di mana kemajuan pembangunan harus jalan."
"Tapi jangan hanya karena itu terus kemudian kita kehilangan kesabaran, kehilangan pendekatan yang lebih manusiawi," ucap Muzani.
"Mestinya kita belajar dari berbagai macam kasus dalam menangani persoalan persoalan ini, kan pembangunan Pak Joko Widodo (Jokowi) sudah sekian ribu kilometer melalui jalan tol nyaris tidak ada masalah."
"Nah ini kenapa kemudian terjadi persoalan seperti ini? Ini kemudian yang disayangkan oleh kami dan banyak pihak juga menyayangkan itu," jelas Muzani.
Minta Dihentikan Sementara
Muzani, meminta pemerintah untuk menghentikan sementara pengukuran lahan quarry atau lahan penambangan batu andesit untuk pembangunan proyek strategis nasional Bendungan Bener di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah.
Menurutnya, saat ini yang terpenting adalah melakukan pendekatan kepada masyarakat.
Sebab, kericuhan yang sempat terjadi antara aparat kepolisian dengan masyarakat saat proses pengukuran lahan pada Selasa (8/2) lalu, telah menimbulkan luka bagi warga Desa Wadas.
"Menurut saya, menurut kami ditahan dulu pengukuran. Dan target-target pembangunan saya kira itu menjadi penting tapi karena ada situasi seperti ini sebaiknya ditahan dulu sambil terus dilakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat," kata Muzani.
Muzani memahami bahwa ada kepentingan nasional yang harus dilaksanakan, namun di sisi lain ada kepentingan lokal yang harus diperhatikan.
Atas dasar itu, menurut Sekjen Gerindra ini perlu kesabaran yang lebih menghadapi masyarakat.
Namun, Muzani mengingatkan bahwa harus tetap mengedepankan kemanusiaan, dan mengutamakan ruang dialog dalam setiap penyelesaian masalah.
"Saya kira, apalagi ini telah menimbulkan luka di masyarakat. Toh ini bukan sebuah target yang harus dilakukan cepat, harus tahun ini, engga," ucap Muzani.
"Sekali lagi menghadapi masyarakat kita harus dobel kesebaran, kita harus dobel kekuatan. Karena inilah dan di manapun selalu begitu," tandasnya.(*)