BNPT: Kelompok Teroris Mulai Ubah Strategi dalam Menyebarkan Paham Radikal
BNPT mengungkapkan bahwa kelompok jaringan teroris saat ini mengubah strateginya dalam menyebarkan faham radikal.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Malvyandie Haryadi
"Tidak langsung melakukan aksi di pendidikan tinggi tapi melakukan proses-proses awal, misalnya pembaiatan, pengajian, dengan sangat disayangkan," ujarnya.
Para kelompok teror kata Irfan, akan menyusupi lembaga dengan cara misalnya pembaiatan, pengajian, dan menggunakan istilah-istilah yang biasa masyarakat umum lakukan.
"Kita jangan terjebak dengan simbol-simbol fisik, karena mereka intoleran, menghalalkan segala cara, menolak NKRI, Pancasila dan ingin merubah negara bangsa menjadi negara agama dengan sebuah ideologi khilafah yang mereka sendiri tidak pahami secara komprehensif," ujar Irfan.
BNPT kata Irfan tidak pernah melabeli suatu lembaga Islam atau organisasi Islam, partai bahkan lembaga pendidikan yang ada keterlibatannya dengan penangkapan teroris oleh Densus 88, sebagai lembaga pendukung teroris.
"Jadi bukan partainya, tapi kepada individu yang ada di partai itu. Bukan lembaganya, BNPT sekali lagi tidak bermaksud menuding lembaga, partai, organisasi keumatan sebagai organisasi teroris," kata Irfan.
Atas hal itu kata dia, yang seharusnya dijadikan fokus untuk diwaspadai yakni individu yang terlibat dan terpapar faham radikal, bukan dari lembaga atau organisasinya.
Sebab kata dia, tidak ada partai politik yang dibentuk untuk membesarkan teroris.
"Agar jangan masyarakat meyakini bahwa kalau partai ini ada terorisnya. Tidak ada partai yang dibentuk untuk membesarkan teroris," kata Irfan.
Kendati begitu, masyarakat khususnya pemilik partai harus tetap waspada karena kelompok teroris akan datang membawa visi melalui individu tertentu yang pada akhirnya orang itu merusak lembaga.
Bahkan lebih jauhnya, individu yang dimaksud juga akan merusak agama dan bangsa.
Baca juga: KemenPPPA: Rekrutmen Pelaku Terorisme Menyasar Anak-Anak
"Di negara yang mayoritas agama juga mereka menunggangi itu, jadi murni mereka menunggangi," kata Irfan.
"Jadi bukan partai itu, bukan organisasi itu yang punya visi dan misi untuk memperkuat kelompok-kelompok mereka," ujar dia.
Sebelumnya dalam beberapa bulan terakhir Densus 88 telah menangkap sejumlah terduga teroris.
Sebagian dari mereka merupakan anggota partai seperti Partai Dakwah dan Partai Ummat.