Kisah Haru Sertu Lugas, Dari Tukang Gorengan Hingga Jadi Prajurit TNI dan Lulus Poltekad
Kisah perjuangan hidup Sertu Lugas yang diungkap saat acara wisuda Program Pendidikan Diploma 4 Angkatan III Poltekad Kodiklatad membuat haru.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisah perjuangan hidup Sertu Lugas yang diungkap saat acara wisuda Program Pendidikan Diploma 4 Angkatan III Poltekad Kodiklatad Tahun Pendidikan 2018-2022 membuat haru semua orang yang hadir.
Diketahui acara yang berlangsung di Politeknik Angkatan Darat (Poltekad), Kota Batu Malang, Jawa Timur, tersebut dihadiri langsung Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Sertu Lugas merupakan salah satu mahasiswa Poltekad yang meraih IPK tertinggi bersama dua temannya.
Mahasiswa dari Prodi Otoranpur Poltekad tersebut membuat haru para hadirin yang hadir dalam acara wisuda termasuk Jenderal Dudung.
Testimoninya yang dibacakan saat acara wisuda, berisikan perjuangan hidupnya dari seorang tukang gorengan hingga menjadi Prajurit TNI AD dan lulus kuliah dari Poltekad.
Sertu Lugas menceritakan bila dirinya berasal dari keluarga yang sangat sederhana.
Ia sudah ditanggalkan sang ayah untuk selamanya sejak kelas 1 SMK.
Tak punya ayah, Sertu Lugas saat itu harus menjadi tulang punggung keluarganya untuk membantu ekonomi ibu dan kedua adiknya.
Baca juga: Puspomad Hentikan Penyelidikan Dugaan Penistaan Agama Jenderal TNI Dudung Abdurachman
Meskipun begitu, semangatnya tak padam. Ia terus melanjutkan sekolahnya.
"saya melanjutkan sekolah dan hidup dengan berjualan gorengan di pinggir jalan untuk menafkahi ibu dan menyekolahkan kedua adik saya," ucap Sertu Lugas dilansir dari chanel Youtube TNI AD, Jumat (25/1/2022).
Berjualan gorengan biasa dilakukannya dari sore sepulang dirinya sekolah hingga tengah malam.
Selepas berjualan gorengan, Sertu Lugas yang masih duduk di bangku SMK, melanjutkan mencari pundi-pundi rezeki dengan menjadi kuli panggul di pasar dengan imbalan sekadarnya.
"Saat musim hujan tiba, kadang gorengan pun tidak laku karena terkena air hujan dan takut untuk pulang karena tidak membawa uang," ucapnya.
Baca juga: KSAD Jenderal Dudung Dianugerahi Gelar Adat Sasak Prawireng Jayeng Bhuwane Saat Kunjungan ke NTB
Dalam himpitan ekonomi tersebut, Sertu Lugas mengaku hampir putus asa dan terpikir untuk tidak melanjutkan sekolah.
"Mungkin kalau saya sekolah akan tambah menghabiskan biaya dan merasa kasihan dengan ibu saya," ungkapnya dengan suara bergetar.
Di tengah kebimbangan, kemudian ia kembali berpikir jernih dan menguatkan tekad.
"Saya tidak boleh menyerah dengan keadaan. saya harus menjadi orang yang sukses agar dapaat membahagiakan ibu dan kedua adik saya," gumamnya saat itu.
Kepercayaan dirinya pun kembali, tekadnya pun semakin kuat.
Cemoohan yang ditujukan kepada keluarganya pun diubahnya menjadi penyemangat.
Ia mengaku ketika hendak ikut seleksi menjadi anggota TNI, dirinya sempat mengaku sangat takut dan malu.
"Jangankan baju, sepatu yang layak saja saya tidak punya," ujarnya.
Baca juga: Saat KSAD Jenderal Dudung Bicara Sosok Jokowi, Bahar Smith, Rizieq Shihab, Hingga Takdir dan Karma
Karena tidak membebani ibunya, Sertu Lugas pun akhirnya ia mendaftar secara diam-diam menjadi anggota TNI AD.
Ia saat itu menggadaikan motor yang biasa dipakainya untuk berjualan.
Uang yang didapat dari menggadaikan motor tersebut digunakannya untuk membiayai kebutuhan sehari-hari keluarga selama dirinya mendaftar menjadi anggota TNI.
"Alhamdulilah dengan rahmat Tuhan Yang Maha Es, saya dinyatakan lulus dan masuk menjadi tentara melalu jalur bintara unggulan," kenangnya.
Bahkan setelah menjadi tentara, kuliah yang dulunya merupakan hal yang tak pernah terpikir di benaknya akhirnya bisa diraih, dengan kesempatan yang diberikan TNI melalui Poltekad, akhirnya ia bisa membuktikan kepada keluarganya bahwa dirinya bisa.
"Membuktikan kepada semua orang bahwa Setiap orang punya kesempatan yang sama untuk sukses dan mencapai masa depan yang cerah selama ada usaha dan kemauan," katanya.
Doa sang ibu
Ia pun mengungkapkan keberhasilannya tidak lepas dari perjuangan dan doa ibunya.
Bahkan seorang petugas pun menuntun ibu Sertu Lugas mendampinginya yang sedang membacakan testimoni de depan KSAD.
Mengetahui sang ibu berada di sampingnya, Sertu Lugas pun menghintikan sejenak membaca testimoninya dan menyium tangan ibunya dengan isak tangis.
"Terimakasih," itulah kata yang keluar dari mulut Sertu Lugas saat mencium tangan ibunya.
Kemudian ia pun melanjutkan membacakan testimoninya.
Baca juga: Dugaan Korupsi Tabungan Wajib Perumahan Prajurit TNI AD, KSAD Dudung: Uang Prajurit Harus Kembali!
"Saya menjadi tentara untuk membantu meringankan ekonomi keluarga kami. Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya tentang kebijakan bapak (KSAD) bahwa lulusan D-IV akan lebih cepat waktunya menjadi perwira. Bagi saya itu adalah barokah dan mukjizat dari Allah SWT melalui tangan bapak," katanya.
Setelah menyampaikan pesan dan kesannya, Sertu Lugas pun kembali mencium tangan ibunya.
Kemudian ia bersimpuh di kaki ibunya sehingga membuat momen wisuda semakin hari.
Isak tangis pun terdengar saat Sertu Lugas bersujud di kaki ibunya.
Setelah bersimpuh di kaki sang ibu, Sertu Lugas kembali berdiri dan di hadapannya sudah ada Jenderal Dudung Abdurachman berdiri.
Setelah memberikan hormat dan berjabat tangan, Jenderal Dudung pun memeluk Sertu Lugas dan menyalami ibu Sertu Lugas.
KSAD teteskan air mata
Jenderal Dudung mengaku pada saat Sertu Lugas menyampai kesan dan pesan dalam acara wisuda, ia mengaku sempat meneteskan air mata.
"Saya teringat masa lalu ketika saya ditinggal orangtua," ujar Jenderal Dudung.
Ia mengatakan apa yang disampai Sertu Lugas adalah suatu perjuangan.
"Saya yakin kalau kita bekerja keras, berbuat baik sesama manusia, dan terutama kita harus sayang kepadaa ibu kita, InsyaAllah pasti akan berhasil," kata Dudung.