Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Diingatkan Waspadai Ledakan Harga Bahan Pokok

Gejolak harga global sejumlah komoditas terus terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Saatnya pemerintah waspada.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Pemerintah Diingatkan Waspadai Ledakan Harga Bahan Pokok
Tribunnews/Jeprima
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, Jumat (11/6/2021). Kementerian Keuangan menyatakan kebijakan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), termasuk soal penerapannya pada bahan kebutuhan pokok atau sembako masih menunggu pembahasan lebih lanjut setelah pemerintah berencana menjadikan bahan pokok sebagai objek pajak.?Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gejolak harga global sejumlah komoditas terus terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKS Amin Ak, mewanti-wanti Kementerian Perdagangan untuk mewaspadai ledakan harga global yang pastinya akan berdampak ke dalam negeri mengingat ketergantungan kita kepada impor.

"Di satu sisi Indonesia (mestinya) mendapat berkah dari kenaikan harga sawit dan batu bara. Namun di sisi lain, gejolak harga pangan global juga menghantui Indonesia," kata Amin, dalam keterangannya, Minggu (13/3/2022).

Baca juga: KPK Segera Usut Kelangkaan Minyak Goreng, Ajak Serta Kemenko Marves dan Kemenko Perekonomian

Baca juga: Minyak Goreng Langka, Buruh Minta Pengusaha Jangan Hanya Mau Untung

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sembilan dari 15 bahan makanan pokok yang dipantau Kementerian Perdagangan tahun ini mengalami kenaikan.

Minyak goreng, tepung terigu, kedelai, daging sapi, daging dan telur ayam, cabe merah, hingga cabe rawit terus merangkak naik.

Amin khawatir karena beberapa kali pemerintah terlambat mengantisipasi penurunan pasokan pangan global yang berdampak naiknya harga sejumlah kebutuhan seperti kedelai, gandum yang merupakan bahan baku mie dan tepung terigu, serta daging sapi.

Berita Rekomendasi

Pemerintah juga dinilai gagal menstabilkan pasokan dan harga minyak goreng dalam tiga bulan terakhir, meski sudah menerapkan kewajiban domestic market obligatioan (DMO) sebesar 20 persen.

Di sektor hulu, pemerintah juga gagal menjamin ketersediaan pupuk yang sangat vital bagi upaya mempertahankan produksi pangan pokok seperti beras dan jagung.

Di berbagai daerah, ratusan ribu petani mengeluhkan sulitnya memperoleh pupuk terutama pupuk subsidi.

Tekanan terhadap perekonomian nasional makin berat karena tren kenaikan minyak mentah dunia terus terjadi. A

Selain itu, perang Rusia melawan Ukraina diperkirakan akan berdampak pada gejolak harga-harga komoditas global. Sejumlah lembaga global memperkirakan harga energi pada level tinggi akan bertahan hingga tahun 2023.

Apalagi Rusia, menjadi pemasok terbesar minyak dan gas ke Eropa yang kini mengembargonya. Kenaikan BBM akan berefek domino pada kenaikan harga-harga di dalam negeri.

"Jika tidak diantisipasi dan dikelola dengan baik, gejolak harga berbagai komoditas ini akan membuat defisit anggaran kian dalam. Ekonomi domestik pun akan makin tertekan," ucapnya.

Wakil rakyat dari Dapil Jatim IV itu pun mendesak pemerintah untuk memperbaiki koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk mengatasi persoalan ini.

Amin menduga, rapuhnya koordinasi di internal pemerintah menjadikan lambannya antisipasi lonjakan harga global.

"Alih-alih kita bisa memanen untung dari tingginya harga komoditas global, rentannya masalah hulu atau produksi, justru membuat ketergantungan impor makin tinggi,” ujarnya.

Komoditas daging dan gula pasir adalah contoh nyata lemahnya produksi dalam negeri, padahal semestinya sumber daya Indonesia untuk swasembada lebih dari cukup.

Dia mendukung penguatan Perum Bulog untuk menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok.

“Pemerintah harus berani memerangi mafia pangan dan bersikap pro rakyat. Jangan biarkan mafia terus mengontrol harga-harga kebutuhan pokok rakyat,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas