Densus 88 Diduga Menyamar Jadi Tukang Ojek Intai Terduga Teroris di Tangerang Selama 4 Hari
Empat hari, Densus 88 Antiteror Polri mengintai kediaman TO kawasan Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Banten.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Empat hari, Densus 88 Antiteror Polri mengintai kediaman TO kawasan Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Banten.
TO adalah terduga teroris yang ditangkap Densus 88 pada Selasa (15/3/2022) sekira pukul 04.20 WIB.
Dia merupakan pegawai negeri sipil (PNS) Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang.
Satar, petugas keamanan Samawa Village mengatakan kalau petugas Densus 88 sudah mengintai rumah TO selama empat hari.
"Penggeledahan jam 07.00 WIB, penangkapan jam 04.00 WIB. Yang datang dari Densus 88, pengintaian sudah empat hari," jelas Satar di lokasi kejadian, Selasa (15/3/2022).
Baca juga: Sosok Oknum PNS Kabupaten Tangerang yang Ditangkap Densus 88 Diduga Teroris Jaringan JI
Ternyata petugas selama empat hari mengintai rumah korban berpura-pura sebagai tukang ojek.
Bahkan sempat terjadi gesekan antara Densus 88 dengan petugas keamanan Samawa Village.
"Jadi orang yang dateng ke sini sebagai ojek ganti-ganti. Sempet ada gesekan juga dengan tim saya," papar Satar.
"Saya tanya ada apa di sini, terus dijawab cuma ngojek di sini. Yang namanya cuma ngojek tapi ini diperhatiin udah keluar masuk keluar masuk terus," sambungnya lagi.
Dari pantauan langsung di rumah TO, semua gerbang dikunci ketat menggunakan gembok.
Terdapat sebuah minibus merek Kijang tipe LGX berwarna silver terparkir di dalamnya.
Ketua RW 04, Lukman mengatakan, kalau penangkapan berlangsung heboh.
Bagaimana tidak, TO langsung dibekuk Densus 88 begitu dirinya selesai melaksanakan Salat Subuh.
Bahkan, TO belum sempat memasuki gerbang rumahnya.
"Kalau kejadian dicabutnya sih di masjid, habis salat subuh langsung," ujar Lukman di lokasi kejadian, Selasa (14/3/2022).
Jadi, lanjut Lukman, TO tidak sempat pulang ke rumah.
Hal tersebut pun sempat membuat sang istri kelimpungan lantaran, TO bak bang toyib.
"Terus istrinya khawatir kenapa dia (TO) enggak pulang. Istrinya tanya-tanya nyusul ke masjid, sudah enggak ada," tutur Lukman.
Warga pun secara berat hati mengatakan kalau TO dibawa oleh Densus 88.
Berselang dua jam setelahnya atau sekira pukul 07.00 WIB, Densus 88 kembali ke rumah TO.
"Orangnya dulu dibawa, jadi istrinya enggak tahu, sempet syok juga istrinya. Tiba-tiba ada Densus 88 datang ke rumahnya sekitar jam 07.00 WIB untuk penggeledahan," jelas Lukman.
Dari penggeledahan tersebut, petugas mengamankan tujuh buah buku termasuk tabungan tersangka.
"Yang diamankan itu empat buah buku, enggak tahu saya buku apa saja. Satu ATM, satu buku tabungan, satu HP. Jadi ada tujuh buah yang diamankan," jelasnya lagi.
Usut punya usut, TO ternyata bekerja sebagai PNS Kabupaten Tangerang pada Dinas Pertanian.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang, Aziz Gunawan mengatakan, kalau TO sudah mengabdi cukup lama sebagai PNS.
"Sudah dari CPNS di Dinas Pertanian sekitaran sepuluh tahun atau lebih lah. Memang dia lulusan pertanian dari Unila," papar Aziz saat ditelepon.
Saat menjalankan kewajibannya sebagai PNS, TO dikenal sebagai sosok yang cekatan dan terampil.
Tak jarang, TO selalu melemparkan ide-ide kreatif untuk Dinas Pertanian.
"Ini orang perangainya baik, banyak ide, banyak gagasan ya punya kemampuan lah selaku sebagai PNS," ujar Aziz.
Makanya Aziz kaget dan tidak habis pikir kalau TO bisa terjerumus ajaran-ajaran radikal di Kabupaten Tangerang.
Selain menyayangkan, Aziz tetap akan berlaku tegas dan membiarkan Densus 88 untuk menjalankan tugasnya.
"Saya selaku pemerintah kalau memang salah ya ditindak lah ya gitu ya sesuai dengan aturan. Tidak ada pilih-pilih kasih, siapapun yang bertindak, apalagi kepada ideologi negara," kata Aziz.
"Sesungguhnya saya juga mendukung. Kita tetap menyesalinya tapi penegakan hukum tetap harus ditegakan," sambung dia.
Aziz juga menekankan kalau TO memang anak buahnya sebagai staf.
"Usut punya usut, TO juga merupakan PNS di Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang.
"Iya benar ditangkap mengarahnya ke situ (dugaan terorisme) saya sudah lapor ke Pak Sekda juga," ujar Aziz.
"Benar iya PNS," singkatnya lagi.
Kendati demikian, TO tidak menjabat struktural dalam Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang, melainkan hanya staf biasa.
"Staf analisa alat mesin pertanian. Staf biasa dia tidak pejabat," singkat Aziz.
Menurut dia, TO diamankan di dekat rumahnya sehabis pulang Salat Subuh.
Ia mendapatkan laporan tersebut dari istrinya yang kelimpungan sang suami tidak kunjung pulang usai dari masjid.
"Tadi habis subuh (ditangkapnya) di masjid yang dekat tempat tinggalnya di Sepatan Timur. Istrinya yang menyampaikan ke saya lewat telpon bahwa sepulang dari masjid tidak pulang lagi ke rumah abis Salat Subuh," papar Aziz.
Terpisah, saat dikonfirmasi, Kabag Bantuan Operasi Densus 88, Kombes Pol Aswin Siregar membenarkan penangkapan PNS Kabupaten Tangerang yang jadi anggota teroris.
Namun, ia enggan membeberkan lebih jauh soal kronologis penangkapannya.
"Benar pak, nanti dijelaskan humas polri ya," singkatnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.