Dari Ketua Relawan Jokowi hingga Jadi Saksi Munarman, Inilah Rekam Jejak Immanuel Ebenezer
Rekam jejak Immanuel Ebenezer, Ketua Relawan Jokowi Mania yang menjadi saksi meringankan bagi Munarman. Kini dicopot sebagai komisaris anak usaha BUMN
Penulis: Sri Juliati
Editor: Malvyandie Haryadi
"Ini calo-calo inilah perannya. Kita semua difitnah di republik ini, kejaksaan difitnah, hakim difitnah," kata Eben.
4. Dicopot jadi Komisaris
Sebulan setelah menghadiri sidang kasus Munarman, Immanuel Ebenezer pun dicopot dari jabatannya sebagai komisaris.
Walaupun dicopot, tapi nama dan foto Immanuel Ebenezer masih ada dalam situs PT Mega Ultra dan Pupuk Indonesia dalam jajaran komisaris.
Menurut Noel, pencopotan secara resmi akan dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Mega Elektra yang diselenggarakan Kamis (24/3/2022) hari ini.
"Iya sudah dicopot, per hari ini (kemarin, red), tapi baru besok definitif, karena RUPSLB dulu, mereka secara prosedural harus memanggil saya. Tadi sudah (dipanggil), besok RUPSLB-nya," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (23/3/2022).
Terkait alasan pencopotannya, Noel mengaku tidak tahu. Menurut dia selama menjabat sebagai komisaris tidak menunjukkan kinerja yang buruk atau terlibat kasus pidana.
Oleh sebab itu, dia menduga pencopotannya hanya berdasarkan kebencian dari kelompok tertentu yang tidak suka dengan dirinya.
"Saya enggak tahu alasan pencopotan saya apa, sampai detik ini tidak ada alasannya. Alasan kinerja, tidak, alasan pidana, tidak, alasan narkoba tidak, alasan korupsi, tidak," ungkapnya.
"Jadi saya enggak ngerti. Tapi saya melihatnya pencopotan saya itu didasari oleh kebencian dan dendam," imbuh Noel.
Kendati demikian, Noel memastikan, menerima pencopotan dirinya dari posisi Komisaris Utama Mega Elektra dan tidak akan melakukan perlawanan.
Ia bilang tak haus akan jabatan sehingga tak perlu melakukan perlawanan meski alasan pencopotannya dinilai tidak jelas.
"Dengan pencopotan saya ini, saya tidak akan melakukan perlawanan apapun, karena saya bukan ornag yang haus kekuasaan, haus jabatan. Karena integritas tidak bisa dibayar dengan jabatan," katanya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Kompas.com/Yohana Artha Uly/Dian Erika Nugraheny)