Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa Itu Ceng Beng? Dirayakan Tanggal 4-6 April, Berikut Sejarah Singkatnya

Ceng Beng merupakan hari dimana keluarga akan mendatangi makam leluhur dan kerabat mereka untuk menyapu makam dan memberikan persembahan kurban.

Penulis: Adya Ninggar P
Editor: Miftah
zoom-in Apa Itu Ceng Beng? Dirayakan Tanggal 4-6 April, Berikut Sejarah Singkatnya
Warta Kota/YULIANTO
Warga tengah berdoa jelang Imlek di Kelenteng Hian Thian Siang Tee Bio, Palmerah, Jakarta Pusat, Senin (31/1/2022). Sejumlah klenteng di Jakarta mempersiapkan diri menyambut persembahyangan warga Tionghoa yang menyambut Tahun Baru Imlek, Selasa (1/2/2022). Warta Kota/Yulianto 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini penjelasan mengenai apa itu Ceng Beng atau Cheng Beng dalam Bahasa Hokkian.

Ceng Beng dirayakan pada tanggal 4-6 April setiap tahunnya.

Ceng Beng juga dikenal sebagai Festival Qingming.

Festival Qingming memiliki arti Kecerahan Murni.

Baca juga: Arti Lampion Imlek Berdasarkan Warna dalam Budaya China, Merah Simbol Kekayaan

Baca juga: Apa Itu Cap Go Meh? Ini Penjelasan, Sejarah dan Asal Usul Perayaan Cap Go Meh

ilustrasi lentera
ilustrasi lentera (Istimewa)

Dikutip dari china.org.cn, Festival Qingming merupakan salah satu dari 24 titik pembagian musiman di Tiongkok.

Festival Qingming menampilkan kombinasi kesedihan dan kebahagiaan.

Ceng Beng merupakan hari dimana para keluarga akan mendatangi makam leluhur dan kerabat mereka.

Berita Rekomendasi

Mereka datang untuk menyapu makam dan memberikan persembahan kurban.

Namun, saat ini beberapa tradisi telah disederhanakan.

Orang hanya akan menyapu makam, mempersembahkan makanan, bunga dan barang favorit leluhur mereka yang sudah tiada.

Kemudian mereka akan membakar dupa, uang kertas dan beberapa barang yang mereka kirim kepada leluhur serta kerabat lalu membungkuk di depan tugu peringatan.

Selain itu, orang juga suka menerbangkan layang-layang.

Penerbangan layang-layang ini tidak hanya dilakukan di siang hari namun di malam hari juga.

Selain layang-layang, orang juga menerbangkan lentera kecil yang diikatkan ke layang-layang.

Benangnya akan terlihat seperti bintang yang bersinar.

Maka dari itu lentera ini disebut "lentera dewa".

Dikutip dari cihc.nl, bagi mereka yang tidak bisa pergi ke kuburan maka mereka akan membuat persembahayan ritual di rumah sebagai gantinya.

Selain itu, ketupat dan lepat ketan sering dikaitkan dengan Ceng Beng.

(Tribunnews.com/Nadya)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas