Pengamat: Kemampuan Diplomasi Prabowo Terhadap Para Petinggi Dunia Jadi Nilai Plus di Pilpres 2024
Kemampuan diplomasi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan para petinggi dunia menjadi salah satu faktor plus baginya sebagai kandidat Capres 2024
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai kemampuan diplomasi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan para petinggi dunia menjadi salah satu faktor plus baginya sebagai kandidat calon presiden (capres) terkuat dalam Pilpres 2024.
Dedi menyebut sejak menjabat Menhan di kabinet Presiden Joko Widodo jilid kedua, Prabowo kerap berdiplomasi dengan sejumlah pemimpin dunia.
Salah satu yang paling anyar, Prabowo bertemu dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron di Paris dan Pangeran Khalid bin Salman di Arab Saudi.
Selain itu, Prabowo juga terlihat kerap dikunjungi tokoh dunia ke Indonesia.
“Itu (kemampuan diplomasi) dapat pengaruhi pilihan publik dalam kontestasi pilpres, sehingga Prabowo memungkinkan sangat menarik bagi calon mitra koalisi dan tinggal menentukan pasangan yang juga cukup kuat. Itu modal besar bagi Prabowo," kata Dedi kepada wartawan, Kamis (31/3/2022).
Dia menambahkan kepiawaian Prabowo dalam berdiplomasi juga tampak dalam perannya saat pemerintah memulangkan WNI dari Ukraina.
Baca juga: Selain Prabowo dan Ganjar, Nama Khofifah Ikut Bersaing Ketat sebagai Capres Pilihan Masyarakat Jatim
Dalam upaya itu, diketahui Prabowo menelepon langsung Menhan Rusia untuk menjamin keamanan WNI yang akan dievakuasi.
Selain kemampuan berdiplomasi, Ketua Umum Partai Gerindra ini juga dinilai Dedi memiliki segudang kelebihan dibandingkan figur-figur lain sehingga tak perlu melakukan upaya mencari simpati publik secara berlebihan
"Prabowo sebenarnya sudah tidak memerlukan persuasi politik yang memang diarahkan untuk keterpilihan. Hal ini karena dia sudah berulangkali mengikuti kontestasi," kata Dedi.
"Kelebihan Prabowo adalah menjadi satu-satunya tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi dan senada dengan tingkat keterpilihan Partai Gerindra," lanjut dia.
Menurut Dedi, hal ini berbeda dibandingkan dengan nama-nama lain yang digadang-gadang ingin maju pada Pilpres 2024.
"PDIP tinggi, tetapi Puan rendah, Golkar cukup baik, tapi Airlangga tidak," jelasnya.
Baca juga: 3 Capres Teratas Versi Survei Median: Prabowo Tegas, Anies Religius, dan Ganjar Merakyat
Modal lain yang dimiliki Prabowo adalah popularitas tinggi sehingga dalam berbagai hasil survei, termasuk yang dilakukan IPO, selalu menempatkannya sebagai menteri yang kinerjanya moncer.
Menurut Dedi, yang perlu dilakukan mantan Danjen Kopassus itu sekarang hanya merealisasikan janji politiknya pada 2019 silam dari tugasnya kini sebagai Menhan.
Selain itu, Prabowo juga perlu mengantisipasi propaganda hitam yang mungkin akan terulang dan dialamatkan kepadanya.
"Untuk itu, jauh-jauh hari dia perlu memperbaiki itu dengan menguatkan citra dan reputasi jika dirinya tidak seperti tuduhan-tuduhan politik rival," tutup Dedi.
Baca juga: Survei IPS: Elektabilitas Prabowo Teratas, Gerindra Pepet PDIP
Berdasarkan hasil survei IPO yang dirilis pada Senin (28/3/2022) lalu, Prabowo berada di posisi puncak sebagai menteri Kabinet Kerja dengan kinerja terbaik dengan 81,3 persen.
Urutan kedua ditempati Menteri BUMN, Erick Thohir, dengan 79,2 persen.
Menteri Parwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, ada di bawahnya dengan 74,6%.
Peringkat keempat dan kelima diisi Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini (72,5%), dan Menko Bidang Maritim dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan (63,8%).
Survei IPO ini melibatkan 1.220 responden yang telah memiliki hak pilih dan berlangsung pada 11-17 Maret 2022. Para responden diwawancara melalui sambungan telepon.
Riset pun menggunakan teknik pengambilan sampel bertingkat (multistage random sampling).
Adapun rerata margin of error 2,9% dengan tingkat akurasi data 95%.