Anggota Komisi IX DPR Cecar IDI Soal Pemecatan Terawan: Seenak Udelnya Memecat Anggota
Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago mempertanyakan kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait pemecatan Terawan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago mempertanyakan kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait pemecatan dr. Terawan Agus Putranto.
Irma bahkan menyerukan agar IDI untuk dibubarkan.
Hal itu disampaikan Irma saat RDPU dengan IDI di ruang rapat Komisi IX DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Senin (4/4/2022).
Mulanya, Irma memperdalam soal tujuan berdirinya organisasi IDI. Dimana, ada sejumlah visi-misi yang intinya mendukung, melindungi dan mensejahterakan anggotanya.
"Yang pertama saya ingin memperdalam tujuan didirikannya IDI, IDI ini kan organisasi profesi, ormas, sama kaya saya memandangnya seperti serikat pekerja yang memiliki fungsi melindungi anggotanya, memberdayakan anggotanya kemudian memsuport anggotanya, bukan memecat anggotanya," kata Irma.
Lalu, ia mengulas bahwa IDI memiliki tujuan mempetinggi derajat kesehatan rakyat Indonesia serta mempertinggi derajat ilmu kesehatan.
Baca juga: Komisi IX DPR Rapat dengan Pengurus IDI Hari Ini, Bakal Bahas Isu Pemecatan Terawan
"Dan terkait dengan kasus dokter terawan saya kira beliau sudah menenuhi ini," ucap Irma.
Kemudian, membina dan mengembangkan profesi anggota, Irma melihat IDI tidak melakukan hal itu.
Termasuk, IDI tidak melakukan pembinaan dan mengembangkan kemampuan profesi anggota.
Padahal, cuci otaknya dokter terawan berguna bagi para pasien dan banyak semua pasien mengatakan tidak punya efek samping dan justru menyehatkan serta memberikan kesehatan.
"Kemudian kesejahteraan anggota, meningkatkan kesejahteraan anggota, IDI tidak mensejahterakan anggota, orang seenaknya udelnya aja kok mecat anggota," jelasnya.
Irma juga menyoroti IDI yang tak meloloskan 2.500 dokter muda karena tidak lulus uji kopetensi.
Menurutnya, justru itu akan mencetak banyak dokter yang mengangur.