Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Tari Reog Ponorogo: Legenda Singo Barong dan Cerita Ki Ageng Kutu

Berikut adalah sejarah tari Reog Ponorogo dengan dua versi, yakni Legenda Singo Barong dan Cerita Ki Ageng Kutu.

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Sejarah Tari Reog Ponorogo: Legenda Singo Barong dan Cerita Ki Ageng Kutu
Kemenpar
Kesenian Reog Ponorogo - Berikut adalah sejarah tari Reog Ponorogo dengan dua versi, Legenda Singo Barong dan Cerita Ki Ageng Kutu. 

TRIBUNNEWS.COM - Tari Reog Ponorogo adalah seni tari tradisional masyarakat Ponorogo, Jawa Timur yang juga dikenal dengan sebutan Barongan.

Mengutip indonesiabaik.id, tari reog bercerita mengenal perang antara Kerajaan Kediri dengan Ponorogo akibat Singabarong (Raja Kediri) tidak merestui putrinya, Dewi Ragil Kuning, untuk dilamar Klono Sewandono (Raja Ponorogo).

Penampilan reog diawali 3 tarian pembukaan berturut-turut oleh pemeran Warok, Jathil, dan Bujang Ganong dengan penampilan Klono Sewandono sebagai adegan inti.

Baca juga: KSP Kawal Pengajuan Seni Reog Ponorogo ke UNESCO

Kesenian Reog Ponorogo
Kesenian Reog Ponorogo (Kemenpar)

Barongan tampil sebagai sajian penutup Tari Reog.

Adapun penarinya mengenakan Caplokan (kepala Singa) dihiadi Dadak Merak.

Kesenian yang mulanya bernama “Barongan” ini, dibawa oleh Ki Ageng Suryongalam yang berasal dari Bali.

Maka, tidak mengherankan jika kesenian reog mirip dengan kesenian barong di Bali.

Baca juga: Diklaim Malaysia, Ketua DPD RI Tegaskan Reog Ponorogo Kesenian Khas Indonesia

Berita Rekomendasi

Sejarah Tari Reog Ponorogo

Mengutip Kompas.com, ada sejumlah versi dari sejarah terciptanya kesenian Tari Reog Ponorogo, yakni:

1. Legenda Singo Barong

Cerita pertama adalah kisah Klono Sewandono, sosok Raja Bantarangin yang hendak melamar Dewi Sanggalangit seorang putri raja di Kediri.

Namun, ada syarat yang harus dipenuhi, yakni Klono Sewandono harus mengalahkan singo barong yang berada di Alas Roban.

Ia membawa sejumlah pasukan berkuda yang sayangnya dengan mudah dikalahkan oleh singo barong.

Klono Sewandono kemudian menggunakan sumping di telinganya yang menjelma menjadi dua ekor merak yang mengalihkan perhatian singo barong.

Berkat cara tersebut, singo barong terpesona pada merak yang kemudian mudah dikalahkan menggunakan Pecut Saman yang dibawa Klono Sewandono.

Pesta pernikahan Klono Sewandono dan Dewi Sanggalangit kemudian diiringi dengan hadirnya singo barong dan dua ekor merak yang bertengger di atas kepalanya.

Baca juga: Malaysia Kembali Klaim Seni Reog, Indonesia Daftarkan ke UNESCO Sebagai Warisan Budaya

2. Cerita Ki Ageng Kutu

Sementara cerita kedua berasal dari kisah Ki Ageng Kutu, abdi Raja Brawijaya V yang meninggalkan Majapahit.

Ki Ageng Kutu kemudian mendirikan padepokan Surukubeng yang mengajarkan ilmu kanuragan dengan permainan barongan.

Sayangnya, Raja Brawijaya V justru menganggap Ki Ageng Kutu tak mau lagi mengikuti titahnya dan berkhianat.

Kemudian diutuslah Raden Katong untuk menyerang padepokan itu dan berakhir dengan kekalahan Ki Ageng Kutu.

Sebagai imbalan, Raja Brawijaya V memberikan Raden Katong tanah perdikan di Wengker.

(Tribunnews.com/Widya) (Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas