Tony Trisno, Pengusaha yang Membeli Jam Richard Mille Seharga Rp 77 Miliar Ganti Pengacara
Pergantian kuasa hukum ini merupakan yang ke tiga kalinya sejak pelaporan kasus dugaan penipuan dalam pembelian jam mewah merk Richard Mille.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha Tony Trisno yang menjadi korban dugaan penipuan pembelian 2 unit jam mewah merk Richard Mille seharga Rp 77 miliar dikabarkan mengganti kuasa hukumnya.
Kini Tony Trisno didampingi kuasa hukum baru, Drs Basuki SH MH CLA.
Basuki dikenal sebagai seorang purnawirawan perwira menengah di Propam Mabes Polri.
Pergantian kuasa hukum ini merupakan yang ke tiga kalinya sejak pelaporan kasus dugaan penipuan dalam pembelian jam mewah merk Richard Mille pada Juni 2021 lalu.
Yang terakhir, Tony Trisno mengganti Royandi Haichal.
Basuki yang dimintai komentarnya membenarkan dirinya ditunjuk sebagai kuasa hukum Tony Trisno.
"Benar, saya konfirmasikan bahwa mulai hari ini, saya diminta menjadi kuasa hukum Bapak Tony Trisno," kata Basuki kepada pers di Jakarta, Senin (11/4/2022).
Baca juga: Richard Mille Tegaskan Tak Ada Pembelian Jam Mewah Rp77 Miliar di Butik Jakarta
Disinggung soal langkah-langkah yang akan ditempuhnya terkait laporan yang sudah berlangsung 1 tahun lalu, Basuki menjawab singkat.
"Saya akan mempelajari sedetail-detailnya. Dan akan menyampaikan informasi sesuai fakta untuk membuat terang perkara yang dilaporkan klien kami. Itu dulu, saya belum bisa menyampaikan seluruhnya," ujarnya.
Sebagai informasi, selain sebagai pengacara, Basuki sebelumnya dikenal sebagai perwira menengah di Propam Mabes Polri selama 8 tahun.
Pria berpenampilan sederhana ini juga pernah aktif sebagai dosen pada sekolah khusus penyidik Polri dengan spesialisasi hukum perbankan serta pencucian uang.
Basuki juga dikenal sangat produktif dalam menulis. Salah satu karyanya yang fenomenal adalah buku berjudul "Jangan Takut Polisi" yang merupakan otikritik serta arah dan langkah menjadi polisi yang baik dan dicintai masyarakat.
"Polisi itu adalah tiang negara. Jika polisi baik, negara kita akan kuat. Seluruh elemen masyarakat akan merasakan keadilan dan penegakan hukum akan tegak lurus."
"Tentu kita sangat tidak berharap polisi menjadi kelompok Siwa, jika di dalam pewayangan. Siwa kan dikenal hadir untuk merusak. Kita selalu ingin menjadi baik. Meskipun saya tidak suci, saya selalu ingin menjadi orang baik," kata Basuki saat peluncuran bukunya Jangan Takut Polisi beberapa waktu lalu.