Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Contoh Kultum Ramadan: Hikmah di Balik Nuzulul Quran

Berikut adalah contoh kultum Ramadan berjudul Hikmah di Balik Nuzulul Quran. Simak selengkapnya.

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Contoh Kultum Ramadan: Hikmah di Balik Nuzulul Quran
freepik.com/user13949117
(Ilustrasi) Berikut adalah contoh kultum Ramadan berjudul Hikmah di Balik Nuzulul Quran. Simak selengkapnya. 

Pesan pertama yang terkandung dalam ayat di atas menyiratkan hikmah bagi umat manusia bahwa sebagian besar ayat dan surat dalam Al-Qur’an tidak dapat dilepaskan dari peristiwa sejarah di wilayah Makkah dan Madinah.

Makkah adalah fase pertama proses penerimaan wahyu, di mana Muhammad dengan gelar “Al-Amin”-nya mendeklarasikan dirinya sebagai Rasul terakhir dan sekaligus penerima wahyu terakhir pula.

Sedangkan Madinah merupakan fase kedua di mana Al-Qur’an berada dalam proses pembentukan dan penyusunannya lebih lengkap dan sistematis. Pesan kedua adalah dalam hal bacaan ayat-ayat Al-Qur’an.

Norma-norma pembeda teks Al-Qur’an dengan teks-teks lainnya tampak pada segi bagaimana wahyu tersebut sampai kepada Rasul.

Tidak serta merta wahyu tersebut sampai secara sekaligus dan lengkap, melainkan terjadi secara berangsur-angsur (tadaruj).

Alasan diturunkannya Al-Qur’an secara bertahap didasarkan kepada keyakinan Al-Qur’an (teks) ditujukan kepada manusia untuk merespon segala situasi dan kondisi sesuai dengan realitas (konteks).

Argumennya, menjadi suatu hal yang mustahil ayat Al-Qur’an tersebut turun secara bersamaan antara teks dengan konteksnya.

Berita Rekomendasi

Pesan ketiga adalah dalam hal pemaknaan ayat-ayat Al-Qur’an. Teks-teks suci dalam pemaknaan wahyu ilahi (kalamullah) sampai kepada Rasul berdasarkan tuntutan dan kebutuhan untuk merespon berbagai persoalan yang terjadi sepanjang sejarah.

Sehingga masing-masing teks suci tersebut memiliki ciri dan karakter berdasarkan model pengucapan, huruf dan lafalnya hingga pemaknaannya.

Perbedaan paling mencolok tampak pada lafadz “yaa ayuhannaas” meru-pakan corak ayat Makkiyah, yang mana lafaznya lebih umum (‘amm) dan pendek-pendek karena ayat-ayat tersebut lebih banyak ditujukan kepada seluruh umat manusia.

Sedangkan contoh ayat Madaniyah, lafazh “yaa ayuhalladziina amanu” lebih spesifik (khas) dan panjang-panjang, karena lebih ditujukan khusus bagi orang yang beriman (kaum muslimin).

Selain itu, dalalah ayat-ayat Al-Qur’an yang bercorak ‘amm dan khas tentu menjadi bagian penting sebab turunnya Al-Qur’an.

Sebagai kitab suci yang selalu dijaga kemurniannya tentu semakin banyak menggali isi kandungan Al-Qur’an, maka semakin banyak pula hikmah yang dapat diperoleh. Ia merupakan satu-satunya pedoman hidup (the spirit of life).

Tidak ada kata yang lebih tepat untuk menggambarkan hikmah diturun¬kannya Al-Qur’an adalah ia menjadi kitab suci pembawa petunjuk, pembawa kabar gembira, sumber ilmu pengetahuan, jalan menuju keselamatan bagi manusia di dunia dan akhirat.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas