Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil Mochamad Afifuddin, Anggota Bawaslu yang Kini Jadi Anggota KPU Periode 2022-2027

Mochammad Afifuddin terpilih menjadi satu diantara tujuh anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI periode 2022-2027.

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Profil Mochamad Afifuddin, Anggota Bawaslu yang Kini Jadi Anggota KPU Periode 2022-2027
dok. Bawaslu RI  
Anggota Bawaslu RI Mochammad Afifuddin yang saat ini terpilih menjadi satu diantara tujuh anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI periode 2022-2027. 

TRIBUNNEWS.COM - Mochammad Afifuddin terpilih menjadi satu diantara tujuh anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI periode 2022-2027.

Divisi Pengawasan & Sosialisasi Anggota Bawaslu RI pada periode sebelumnya ini terpilih bersama enam komisioner KPU lainnya setelah mengikuti proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang digelar Komisi II DPR, Rabu (16/2/2022).

Adapun enam orang yang ditetapkan sebagai komisioner KPU RI lainya yakni Betty Epsilon Idroos, Hasyim Asyari, Parsadaan Harahap, Yulianto Sudrajat, Idham Holik, dan August Mellaz.

Ketujuh komisioner KPU ini akan dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa (12/4/2022) hari ini.

Profil Mochammad Afifuddin

Melansir bawaslu.go.id, berikut Profil Mochammad Afifuddin yang terpilih menjadi satu diantara tujuh anggota KPU RI periode 2022-2027.

Dibesarkan di keluarga santri kampung, Desa Pejangkungan, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Afifuddin merupakan satu-satunya anak laki-laki dari empat bersaudara.

Baca juga: 7 Anggota KPU Terpilih Dilantik Hari Ini, Hasyim Asyari Terkaya, Yulianto dan Idham Tak Punya Mobil

Berita Rekomendasi

Ia merupakan anak dari orang tua yang berprofesi sebagai pedagang barang-barang kelontong dan petani. 

Di masa kecil, Afifuddin bersekolah di dua tempat.

Ia dikabarkan mengenyam pendidikan dasar (SD Negeri) dan juga madrasah ibtidaiyyah (MI), dengan pembagian kelas pagi di SD dan kelas siang/sore di MI.

Tamat dari SD, ia kemudian belajar di MTs Negeri Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur.

Pada saat yang sama, ia tinggal di pondok Pesantren Nahrul Ulum, sebuah pesantren kecil di kawasan tersebut.

Tiga tahun hidup di pesantren, Afifuddin lalu memutuskan untuk ikut program Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK), pendidikan program khusus setingkat SMA yang berorientasi untuk mendidik siswa-siswa dengan materi pelajaran agama lebih banyak.

Setamat MAK (1998), ia mengikuti program lanjutan "beasiswa’ dari Departemen Agama untuk konsentrasi Ilmu Tafsir Hadis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pada saat itu masih bernama Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Baca juga: Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah Pilkada Rp 800 Juta, Ketua KPU Tanjabtim Nurkholis Divonis Bebas

Di UIN, Afifuddin mulai mengenal organisasi ekstra kampus dengan bergabung di organisasi yang secara kultural banyak diikuti oleh anak-anak muda NU yakni di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

Di organisasi ini, ia sempat menjadi Ketua Komisariat di UIN, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) dan Bendahara Umum PB PMII.

Afifuddin juga aktif melakukan kajian isu keislaman dan juga kontemporer bersama kawan-kawan di Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci) dan Piramida Circle.

Pergaulan organisasi mengantarkan Afifuddin menjadi Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIN Syarif Hidayatullah periode 2000-2001.

Menurut informasi, pada saat itu sistem student government yang diterapkan di kampus ini sudah seperti sistem negara.

Di mana ada penyelenggara pemilu, ada partai kampus, lembaga eksekutif kampus (BEM), DPR kampus (DPMU), dan juga MPR kampus (KMU).

Baca juga: Tegaskan Pemilu 2024 Tak Ditunda, Jokowi akan Lantik Anggota KPU-Bawaslu dan Bahas Persiapan Pemilu

Setamat S1 UIN, ia kemudian dipercaya menjadi research associate di lembaga nonstruktural di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM UIN).

Pada 2005-2007 mengambil kuliah di konsentrasi Komunikasi Politik, Jurusan Ilmu Politik, FISIP UI.

Setamat S2 di UI, Afifuddin aktif di PPSDM UIN dan mulai terlibat di Seknas JPPR, hinggga pada akhirnya menjadi Manajer Riset di JPPR, pada 2009-2011.

Pada tahun 2011 ia dipercaya sebagai manajer progam di JPPR yang melakukan advokasi hak penyandang disabilitas dalam pemilu dalam program Generel Election for Disability Access (AGENDA).

Ia fokus melakukan advokasi pemenuhan hak penyandang disabilitas dalam pemilu di kawasan ASEAN.

Bersama koalisi ini berkesempatan memantau pelaksanaan sejumlah pilkada di Indonesia dan juga memantau pemilu akses di sejumlah negara seperti di Filipina, Kamboja, Malaysia, Thailand, Mongolia, Timor Leste, dan Myanmar.

Baca juga: Pelantikan Komisioner di Istana Tanggal 12 April, KPU Berharap Rapat dengan DPR Dijadwal Ulang

Tahun 2013-2015 diberi mandat menjadi Kornas JPPR dan selanjutnya, periode 2015-2017 menjadi salah satu anggota Dewan Pengarah JPPR.

Tahun 2013-2015, Afifudin dikabarkan menjadi pengajar di jurusan Ilmu Politik, FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengampu mata kuliah Pemilu Indonesia, Komunikasi Politik, dan Pengantar Ilmu Politik.

Di Jurusan Ilmu Politik juga dipercaya sebagai Ketua Laboratorium Ilmu Politik.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Danang Triatmojo)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas