Asian Agri Gandakan Pendapatan Petani Melalui Program Replanting
Asian Agri telah bermitra dengan 30 ribu petani plasma di Riau dan Jambi yang mengelola 60 ribu hektar kebun kelapa sawit.
Editor: Content Writer
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia, Asian Agri berupaya menggandakan pendapatan petani mitra melalui program penanaman kembali atau replanting pohon kelapa sawit.
Head of Operations Asian Agri Omri Samosir mengatakan, Asian Agri telah bermitra dengan 30 ribu petani plasma di Riau dan Jambi yang mengelola 60 ribu hektar kebun kelapa sawit.
"Program replanting ini sudah mulai sejak 2016. Sampai sekarang kami sudah mencapai 11 ribu hektar yang replanting, sisa 49 ribu hektar lagi dalam waktu 8 tahun ke depan (sampai 2030)," kata Omri saat acara buka puasa bersama media, Selasa (12/4/2022).
Adapun program replanting merupakan bagian dari komitmen keberlanjutan Asian Agri 2030 yang terdiri dari empat pilar.
Pilar pertama yaitu, kemitraan dengan petani yang meliputi empat target, di antaranya meningkatkan pendapatan petani mitra hingga dua kali lipat melalui program replanting.
Kemudian, 100 persen pencapaian replanting petani mitra, 100 persen pencapaian sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk petani mitra, dan 5 ribu petani swadaya mendapatkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Omri menjelaskan, rata - rata produksi petani swadaya sebelum kebunnya dilakukan replanting berada pada kisaran 12 ton sampai 15 ton per hektar dalam setahun.
Sedangkan kebun kelapa sawit yang sudah direplanting pada 2016 dan 2017, pada tahun lalu mampu memproduksi 26 ton hingga 27 ton per hektar dalam kurun waktu setahun.
"Target kami bagaimana ini sesuai potensi daripada bibit Topaz. Itu kalau sudah umur di atas 5 tahun akan mencapai 30 ton sampai 35 ton per hektar per tahun," papar Omri.
"Itulah kenapa kami ingin meningkatkan pendapatan petani dua kali lipat dari segi produktivitas daripada lahan mereka," sambungnya.
Namun, Omri mengakui dalam melaksanakan replanting kebun pada saat ini tidak mudah dilakukan karena naiknya harga komoditas minyak kelapa sawit pada saat ini.
"Dengan harga sawit dua kali lipat, ada keengganan melakukan replanting sekarang," ucap Omri.
Adapun pilar kedua dalam Asia Agri 2030 yaitu, pertumbuhan inklusif yang mendorong partisipasi yang kuat untuk mencapai kualitas hidup terbaik.
Director of Sustainability and Stakeholder Relations Asia Agri Bernard A. Riedo dalam kesempatan yang sama menyampaikan, target dari pilar pertumbuhan inklusif antara lain mengentaskan kemiskinan ekstrem di sekitar area operasional perusahaan, mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada desa-desa di sekitar area operasional perusahaan seluas lebih dari 500 ribu hektar.
Kemudian, menyediakan akses pendidikan berkualitas melalui pemberian 5 ribu paket beasiswa, dan mengoptimalkan pengutipan minyak residu.
Selanjutnya pilar ketiga, kata Bernard, iklim positif, di mana pilar ini bertujuan mempromosikan minyak sawit berkelanjutan melalui praktik pengelolaan terbaik.
"Target dari pilar ini yaitu One to One area restorasi ekosistem, mencapai tingkat emisi netral dari penggunaan lahan, mengoptimalkan pembangunan fasilitas penangkap gas methane untuk seluruh pabrik pengolahan kelapa sawit milik perusahaan, dan 100 persen penggunaan energi terbarukan di seluruh operasional perusahaan," ujar Bernard.
Omri menyampaikan, untuk pilar keempat yaitu produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
"Pilar keempat ini merupakan tindakan terintegrasi untuk membangun keberlanjutan yang juga memiliki empat target," ucap Omri.
Dalam pilar keempat, Asian Agri tidak membuka lahan baru untuk menjadi area perkebunan kelapa sawit, menerapkan praktik yang ramah lingkungan untuk operasional berkelanjutan, mengimplementasikan ekonomi sirkular melalui praktik operasional terbaik, dan mengurangi 50 persen penggunaan pestisida.
Omri menyebutkan, komitmen keberlanjutan Asian Agri 2030 merupakan strategi jangka panjang Asian Agri yang akan menjadi fokus perusahaan berdasarkan pada pilar, serta target yang telah pihaknya tetapkan.
"Komitmen ini mendorong kami untuk melihat secara lebih mendalam kegiatan operasional dan bisnis kami secara berkelanjutan. Komitmen ini tentunya membutuhkan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan agar semua target yang telah ditetapkan dapat tercapai," tutur Omri
Sedangkan Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Bayu Krisnamurthi yang hadir dalam acara buka puasa bersama Asian Agri dengan media, menyampaikan komitmen Asian Agri 2030 adalah salah satu program yang mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.
"Hal ini merupakan langkah yang baik dan patut mendapat apresiasi. Semoga semakin banyak perusahaan yang mengikuti langkah yang telah ditetapkan Asian Agri," papar Bayu.