Indonesia dan Australia Perkuat Kerja Sama Penanggulangan Terorisme
Indonesia dan Australia menyelenggarakan pertemuan ke-8 Konsultasi Bilateral Kerja Sama Penanggulangan Terorisme di Sydney.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama dengan Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia telah menyelenggarakan pertemuan ke-8 Konsultasi Bilateral Kerja Sama Penanggulangan Terorisme Indonesia-Australia di Sydney, Australia, Selasa (12/4/2022).
Pertemuan ini merupakan upaya kedua negara untuk memperkuat kerja sama penanggulangan terorisme melalui pertemuan Konsultasi Bilateral sebagai mekanisme dialog penting dalam upaya anti-terorisme sebagaimana disepakati dalam Nota Kesepahaman antara Pemerintah Australia dan Pemerintah Republik Indonesia tentang Penanggulangan Terorisme dan Ekstremisme Berbasis Kekerasan.
“Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama penanggulangan terorisme dengan mengedepankan mekanisme dialog sebagaimana kita sepakati dalam Nota Kesepahaman sebelumnya,” kata Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar dalam keterangannya, Rabu (13/4/2022).
Baca juga: Kepala BNPT: Aksi Kekerasan Potensi Pintu Masuk Paham Radikal
Konsultasi Bilateral merupakan pertemuan rutin tahunan kedua negara untuk membahas berbagai isu terorisme pada tingkat bilateral, regional dan internasional, serta saling berbagi informasi intelijen.
Pertemuan ke-8 ini sejatinya dilaksanakan pada tahun 2021, tapi sempat tertunda karena pandemi dan baru dapat dilaksanakan pada April tahun ini.
Dalam pertemuan ini, Delegasi Indonesia dipimpin oleh Kepala BNPT dan Delegasi Australia yang bertindak sebagai tuan rumah dipimpin Ambassador for Counter Terrorism, Roger Noble.
Dalam sambutannya, Ambassador Roger Noble menekankan bahwa kerja sama internasional merupakan aspek penting dalam penanggulangan terorisme.
Selain itu, penanggulangan terorisme tetap menjadi prioritas Australia terlepas dari pemerintahan terpilih dalam pemilihan umum di Australia tahun ini.
Terdapat empat agenda dalam pertemuan yang berdurasi lima jam tersebut, di antaranya pandangan kedua delegasi dalam melihat tren ancaman pada lingkup global, regional dan domestik.
Baca juga: BNPT Sebut Perlu Kerjasama Pemerintah dan Masyarakat Lawan Paham Ekstrimisme
Kemudian informasi terkini mengenai kemitraan antara pemerintah Australia dan Indonesia untuk memperkuat institusi peradilan dan keamanan atau Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ2).
Selanjutnya, prioritas nasional dan bilateral kedua negara, serta perkembangan kepemimpinan kedua negara dalam forum internasional, dan beberapa program kerja sama penanggulangan terorisme kedua negara yang akan dilaksanakan tahun ini.
Hal yang menjadi sorotan adalah strategi dan kebijakan nasional yang dikembangkan Australia dalam penanggulangan terorisme termasuk ekstremisme berbasis kekerasan pada dasarnya memiliki kesamaan dengan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yg Mengarah pada Terorisme (RAN PE) yang dimiliki Indonesia.
Baca juga: Deputi BNPT Dukung Polri Tangkap Saifuddin Ibrahim
Selanjutnya, kedua belah pihak sepakat akan mengembangakan kerja sama teknis dalam isu radikalisasi online, isu tentang perempuan dan anak, pemuda, dan pendanaan terorisme khususnya penyalahgunaan teknologi digital.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Australia, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi, Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan, Deputi Bidang Kerjasama Internasional, Direktur Kerjasama Regional Multilateral, Direktur Perangkat Hukum Internasional, perwakilan Kemenko Polhukam. BIN, BAIS, PPATK, dan Kemenkumham.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.