Sekjen PDIP: Bagi Bung Karno, Perempuan Adalah Ibu Ilmu Pengetahuan
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa RA Kartini merupakan tokoh emansipasi perempuan yang dimiliki Indonesia.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Adi Suhendi
Ditambahkannya, kalau ada kultur yang menempatkan perempuan hanya di belakang, hanya konco wingking dan dijadikan objek maka ini tantangan bersama termasuk bagi PDIP untuk menggelorakan emansipasi.
"Kartini jadi tokoh emansipasi perempuan karena yang diperjuangakan pembebasan dari berbagai bentuk perbudakan, pemingitan dan penyingkiran dari dunia yang seharusnya perempuan diperlakukan sama. Bung Karno menetapkan sebagai pahlawan dan tokoh pembebas karena Kartini punya daya pendobrak dan daya imajinasi," jelas Hasto.
Kartini sosok yang tidak mau terkungkung oleh pingitan dan budaya yang menindasnya dan dia bergerak dengan kekuatan alam pikir dan daya imajinasinya.
"Melalui tulisannya, suatu imajinasi yang besar yang terbukti mampu menembus benteng-benteng kultural yang menempatkan perempuan hanya ada di kamar. Melalui imajinasi Kartini disampaikannya dia menyampaikan harapan agar di masa depan perempuan tidak bernasib seperti dirinya," urai Hasto.
Ditambahkannya, mengutip harapan Megawati, kalau masih ada di alam kemerdekaan ini, perempuan dibatasi yang bertentangan dengan kemanusiaan, maka dalam perspektif ideologi, historis, dan perspektif kepartaian, maka tugas bersama untuk membela siapapun yang tertindas khususnya perempuan dan anak.
Dengan peringatan Hari Kartini ini, kata Hasto, mengajak mari membangun imajinasi kaum perempuan Indonesia secara kolektif.
"Mari kita bangun suatu energi perjuangan yang mampu mendobrak berbagai hambatan dan kita merindukan perempuan pelopor yang bisa berjuang dengan nilai-nilai kemanusian dan cinta kasih," katanya.
Menurut Hasto, dari seorang Kartini kita bisa belajar bahwa ketika perjuangan itu dilakukan dengan penuh kesungguhan dan daya imajinasi dengan kekuatan alam pikir dan semangat pantang menyerah maka perempuan mampu menghadirkan jati dirinya dalam membangun peradaban.
"Mari gelorakan semangat kepemimpinan perempuan pelopor, perempuan pejuang yang melekat jati diri kebudayaan," tandas Hasto.