Shalat Idul Fitri: Bacaan Niat, Tata Cara, Doa Iftitah, Bacaan di Sela-sela Takbir, Khutbah Singkat
Inilah tata cara shalat Idul Fitri mulai dari bacaan niat, jumlah takbir, bacaan di sela-sela takbir, waktu salat Id, hingga khutbah singkat.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Umat Islam akan merayakan Idul Fitri 1443 H pada Senin (13/5/2021) hari ini.
Perayaan Idul Fitri ditandai dengan pelaksanaan shalat Idul Fitri pada pagi hari.
Sholat Idul Fitri adalah shalat sunnah dua rakaat yang dianjurkan untuk dikerjakan umat Islam saat Idul Fitri 1 Syawal.
Shalat Idul Fitri bisa dilakukan secara sendirian atau berjamaah baik di rumah, masjid, maupun lapangan.
Baca juga: Jam Berapa Shalat Idul Fitri Dimulai? Ini Waktu Shalat Id Dimulai, Bacaan Niat, dan Tata Caranya
Baca juga: Tata Cara Shalat Idul Fitri: Bacaan Niat, Doa Iftitah, Bacaan di Sela-sela Takbir, Waktu Salat Id
Sebagai persiapan untuk shalat Id nanti, berikut panduan dan tata cara shalat Idul Fitri, mulai dari bacaan niat, jumlah takbir, dan bacaan di sela-sela takbir.
1. Sebelum shalat, disunnahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.
2. Shalat dimulai dengan menyeru "ash-shalâta jâmi'ah", tanpa azan dan iqamah.
3. Memulai dengan niat shalat idul fitri.
Lafaz niat shalat Idul Fitri sebagai makmum adalah:
اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى
Usholli sunnatan ‘iidil fithri rok’ataini ma’muuman lillaahi ta’aalaa
Artinya: Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta'ala.
Sementara bila jadi imam, lafaz niat shalat Idul Fitri adalah:
اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا للهِ تَعَالَى
Usholli sunnatan 'iidil fithri rok'ataini imaaman lillaahi ta'aalaa
Artinya: Saya niat shalat sunah Idul Fitri dua rakaat sebagai imam karena Allah Taala.
Bila shalat Idul Fitri sendirian:
Ushalli sunnata li'idil fithri rak'ataini lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat shalat sunah Idul Fitri dua rakaat karena Allah ta’ala."
4. Membaca takbiratul ihram (الله أكبر) sambil mengangkat kedua tangan.
Lalu membaca doa iftitah
اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ .
"Allaahu akbaru Kabiraa Walhamdulillaahi Katsiiraa, Wa Subhaanallaahi Bukratan Wa’ashiilaa, Innii Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fatharas Samaawaati Wal Ardha Haniifan Musliman Wamaa Anaa Minal Musyrikiin.
Inna Shalaatii Wa Nusukii Wa Mahyaaya Wa Mamaatii Lillaahi Rabbil ‘Aalamiina. Laa Syariikalahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin."
Artinya: Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang.
Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya.
5. Membaca takbir sebanyak tujuh kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ
Subhanalloh wal hamdulillah wa laa ilaha illalloh wallohu akbar.
Artinya: Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya. Tiada tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar.
6. Membaca surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.
7. Ruku', sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.
8. Pada rakaat kedua sebelum membaca al-Fatihah, disunnahkan takbir sebanyak lima kali sambil mengangkat tangan.
Di luar takbir saat berdiri (takbir qiyam) dan di antara tiap takbir disunnahkan membaca:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ
Subhanalloh wal hamdulillah wa laa ilaha illalloh wallohu akbar.
Artinya: Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya. Tiada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar.
9. Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.
10. Ruku', sujud, dan seterusnya hingga salam.
11. Setelah salam, disunnahkan mendengarkan khutbah Idul Fitri.
Waktu Shalat Id
Adapun waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri dimulai sejak matahari terbit sampai masuk waktu zuhur.
Merujuk pada kebiasaan orang Indonesia, shalat Idul Fitri digelar mulai pukul 07.00 waktu setempat.
Ada pula yang mulai melaksanakan shalat Idul Fitri mulai pukul 06.00 hingga pukul 08.00 waktu setempat.
Selesai shalat Id, biasanya digelar halalbihalal atau tradisi bermaaf-maafan antar warga desa atau kompleks tempat tinggal.
Teks Naskah Khutbah Idul Fitri 1443 H
Bagi Anda yang mendapat tugas untuk berkhutbah selepas shalat Idul Fitri, berikut contoh teks naskah khutbah Idul Fitri 1443 H atau 2022.
Naskah khutbah Idul Fitri 1443 H ditulis Dr Agus Hermanto MHI, Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Lampung.
Melalui situs mui-lampung.or.id, inilah contoh teks naskah khutbah Idul Fitri 2022 yang berjudul Kembali ke Fitrah Menuju Ridha-Nya:
Jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah!
Mulai dari tadi malam sampai pada pagi hari ini, suara kumandang takbir semakin menggema.
Kalimat takbir, tahmid, tahlil terdengar begitu nyaring untuk mensucikan, memuliakan, membesarkan Allah subhanahu wa ta'ala.
Allahu Akbar Walillahilham.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT yang mana pada bulan Ramadhan Allah SWT menguji keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Untuk itu, mari kita perkuat keimanan kita dan kualitas ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Takwa yang berarti menjalankan segala apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhkan atas apa yang dilarang oleh Allah SWT dengan tetap sabar dan ikhlas serta totalilat lillahi ta'ala.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilham.
Pada hari ini, kita merayakan kemenagan, hari kebahagiaan di mana setiap kita kembali kepada fitrah baik secara dhahir maupun batin agar kita menjadi insan yang bersih, sebagaimana bayi yang baru dilahirkan.
(Kullu mauluudin yuuladu ‘alaa al-fitrah), setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, ibarat kertas putih yang tanpa ada catatan atau warna sedikit pun.
Untuk itu, marilah kita senantiasa bertakbir, tahmid, tahlil Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd.
Pada hari ini patut kita ikrarkan, bahwa saat ini adalah saat yang membahagiakan karena kita dapat menjalin tali silaturahim dengan orang tua, keluarga, para sahabat, dan handaitaulan semuanya.
Hal inilah yang disebut dalam tradisi kita sebagai istilah mudik.
Rasa syukur kita karena pada saat ini kita berkumpul, berbagi kasih, bercengkrama dengan keluarga tercinta, yang sekian lamanya kita berpisah karena segala kesibukan dan aktivitas yang kita jalani sehari-hari.
Semoga kita semua senantiasa dalam keberkahan dan ridha Allah Ta'ala.
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa selama satu bulan penuh kita menjalani ibadah puasa sebagai ujian dan tolok ukur keimanan kita serta ketaatan kita kepada Allah SWT yang semua itu sejatinya adalah mengharapkan ridhanya, karena ridha Allah adalah tujuan akhir cita-cita kita. (Ridhallah ghaayatu aamaalinaa).
Ridha Allah adalah ridha kedua orang tua, sehingga pada saat yang mulia ini yaitu Idul fitri kita dikumpulkan oleh Allah SWT, untuk dapat bersilaturahmi, bersungkeman kepada kedua orang tua dan sanak keluarga semua, suatu kenikmatan yang luar biasa dahsyatnya.
Ridha Allah adalah kesempurnaan dalam hidup dan kehidupan karena dengan ridha Allah kita akan mudah menjalankan ibadah kepada-Nya.
Juga dengan ridha Allah kita akan mendapatkan kebahagiaan, yaitu kebahagiaan duniawi dan ukhrawi dalam waktu yang bersamaan (Ridhallah huwa tamaamu darajaati al-rizki).
Dalam hidup ini kita tentunya selalu berhadap ridha Allah dengan sepenuh hati, sehingga bagaimana dalam hidup ini kita selalu berharap atas ridha Allah yang maha kuasa.
Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.
Hadirin jama’ah shalat Idul Fitri yang berbahagia,
Iman menjadi satu bekal kita untuk menjalankan perintah Allah SWT, yaitu puasa.
Perintah ibadah puasa untuk mendapatkan ketakwaan di sisi Allah SWT karena takwa merupakan target dari abadah puasa yang kita lakukan.
Dan pada hari ini, ibadah puasa telah berlalu selama satu bulan penuh, kini saatnya kita merayakan hari kemenangan, yaitu Idul Fitri.
Ini adalah hari kemenangan, hari di mana dihalalkan makanan dan diharamkan puasa.
Tetap kita harus bersyukur setelah tiga tahun lalu kita diuji dengan adanya pandemi, pada hari ini kesucian jiwa dan ketenangan hati dapat kita raih bersama, kita kembali kepada fitra dan ridha-Nya.
Karena kesehatan adalah hal yang sangat berharga, sehingga dikatakan dalam sebuah al-Hikam, "Kesehatan dan ketenanagan jiwa lebih berharga daripada harta dan kekayaan."
Khutbah II
Adapun naskah selengkapnya, dapat Anda lihat lewat tautan ini.
Amalan Sunnah Sebelum Shalat Id
Sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri, ada beberapa amalan sunah yang bisa dikerjakan, di antaranya:
1. Mengumandangkan takbir
Dalam Kitab Raudhlatut Thalibin, umat Islam dianjurkan untuk mengumandangkan takbir di masjid-masjid, musala, dan rumah pada malam hari raya.
Hal ini dapat dilakukan sejak terbenamnya matahari sampai imam naik ke mimbar untuk berkhutbah pada pagi hari raya Idul Fitri.
2. Mandi sebelum shalat Idul Fitri
Dalam hadis riwayat Ibnu Majah, Nabi bersabda: "Dan dari Amdullah bin Abbas Raliyallahu Anhuma, ia berkata, "Bahwasanya Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha."
Untuk itu umat Islam dianjurkan untuk mandi sebelum berangkat ke tempat shalat Id.
3. Memakai pakaian terbaik dan wewangian
Salah satu sunah Nabi Muhammad SAW saat Idul Fitri adalah menggunakan pakaian terbaik.
Selain itu, Nabi juga menganjurkan untuk memakai wewangian.
"Dari Ali bin Abi Thalib Radhiallahu 'Anhu, bahwa: Rasululah SAW memerintahkan kami pada dua hari raya untuk memakai pakaian terbaik yang kami punya, dan memakai wangi-wangian yang terbaik yang kami punya, dan berkurban dengan hewan yang paling mahal yang kami punya." (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak).
4. Makan sebelum shalat Id
Umat Islam dianjurkan untuk makan terlebih dahulu sebelum shalat Idul Fitri.
Nabi Muhammad SAW selalu makan sebelum melaksanakan shalat Id walaupun hanya sedikit.
5. Shalat Id di lapangn
Dalam hadis sahih riwayat Imam Al Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda: "Dan dari Abu Sa’id Al Khudri Radiyallahu Anhu, ia berkata, 'Adalah Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam, beliau keluar pada hari Idul Fitri dan Adha ke musala. Dan yang pertama kali beliau lakukan adalah shalat."
Yang dimaksud mushala dalam hadis tersebut yakni tanah lapang yang letaknya berada di pintu masuk Madinah sebelah timur.
Sementara yang dimaksud 'yang pertama kali dilakukan adalah shalat', yaitu Nabi Muhammad tak memulai dengan khutbah terlebih dahulu.
6. Mengajak semua keluarga ke tempat shalat Id
Pada hari raya Idul Fitri, Nabi Muhammad mengajak semua keluarganya ke tanah lapang tempat pelaksanaan shalat Id.
7. Jalan kaki menuju tempat shalat Id
Salah satu kebiasaan Nabi Muhammad saat menuju ke tempat shalat Id adalah berjalan kaki.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Miftah Salis)