Ada 15 Kasus Hepatitis Akut, Menkes: Virus Penyebabnya Belum Bisa Dipastikan, Masih Diteliti
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan virus penyebab Hepatitis Akut pada anak masih belum bisa dipastikan.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan virus penyebab Hepatitis Akut pada anak masih belum bisa dipastikan.
Hingga kini, penelitian terkait penyebab Hepatitis Akut masih berlangsung.
Menurut Menkes, Indonesia telah bekerjasama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait penelitian Hepatitis Akut.
Diketahui, terdapat 15 kasus dugaan Hepatitis Akut ditemukan di Indonesia hingga Senin (9/5/2022).
"Sampai sekarang kondisinya di Indonesia ada 15 kasus," kata Menkes, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (10/5/2022).
Baca juga: Ridwan Kamil Cek Kesiapan RSHS Antisipasi Temuan Kasus Hepatitis Akut di Jabar
Budi menyebut, pihaknya telah berdiskusi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dan Inggris setelah Idul Fitri.
Namun, belum ada jawaban pasti soal penyebab kasus Hepatitis Akut ini.
"Dan kami sudah mendapatkan banyak informasi, memang kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang 100 persen menyebabkan adanya penyakit Hepatitis Akut ini," jelasnya.
“Sekarang penelitian sedang dilakukan bersama-sama oleh Indonesia bekerjasama dengan WHO dan juga bekerjasama dengan Amerika dan Inggris untuk mendeteksi secara cepat penyebabnya apa,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Menkes menjelaskan, virus penyebab Hepatitis Akut ini menular melalui asupan makanan atau lewat mulut.
Untuk itu, Menkes mengimbau masyarakat untuk rajin cuci tangan dan memastikan kesehatan asupan makanan setiap anak-anak.
"Jadi kita pastikan apa yang masuk ke anak-anak kita untuk bersih, karena ini menyerang di bawah 16 tahun dan lebih banyak lagi di bawah lima tahun," ungkap Budi.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan terdapat empat kasus dugaan Hepatitis Akut di Indonesia.
Ia menyebut, sampai masih dilakukan pemeriksaan dan verifikasi dari dinas terkait di seluruh wilayah.
"Iya (masih 4 kasus), belum ada tambahan karena masih dalam pemeriksaan dan verifikasi dari dinkes kabupaten kota, karena kan laporannya berupa sindrom kuning," kata Nadia, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Senin (9/5/2022).
Ketiga pasien meninggal dunia dalam kurun waktu berbeda dalam rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.
Baca juga: Kemenkes RI Didesak Jelaskan Secara Gamblang Kondisi 15 Kasus Hepatitis Misterius
Selanjutnya, seorang anak berusia 7 tahun di Tulungagung, Jawa Timur meninggal setelah dirawat di RS beberapa hari.
Pasien itu, meninggal setelah dirawat di RS beberapa hari.
Kini, Kemenkes menyebut ada 15 kasus Hepatitis Akut yang terdeteksi di Indonesia hingga Senin kemarin.
Jumlah tersebut, meningkat dibandingkan sehari sebelumnya, di mana Kemenkes menyebut terdapat empat kasus dugaan penularan Hepatitis Akut di Indonesia.
Menurut Siti Nadia, Kemenkes masih melakukan investigasi mengenai penyebab kejadian Hepatitis Akut misterius ini melalui pemeriksaan panel virus lengkap.
Untuk itu, Siti Nadia meminta masyarakat berhati-hati selama masa investigasi ini.
Ia menambahkan, Kemenkes telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua minggu terakhir setelah WHO menyatakan kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak yang belum diketahui penyebabnya ini ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Gejala Hepatitis Akut
Diberitakan Tribunnews.com, Kementerian Kesehatan RI sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian Hepatitis Akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.
Adapun sebagai informasi, berikut ini gejala yang ditemukan pada pasien-pasien tersebut, dikutip Tribunnews.com dari laman Kemenkes:
- Mual
- Muntah
- Diare berat
- Demam
- Kuning
- Kejang dan
- Penurunan kesadaran.
Baca juga: Ada 1 Kasus Diduga Hepatitis Akut di Bekasi, Sudah Dirujuk ke RSCM
Langkah Pencegahan
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang.
Masyarakat bisa melakukan langkah pencegahan, seperti:
- Mencuci tangan
- Memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih,
- Tidak bergantian alat makan
- Menghindari kontak dengan orang sakit
- Melaksanakan protokol kesehatan
Lebih lanjut, Nadia mengingatkan, jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Kemenkes juga meminta pihak terkait untuk menginformasikan kepada masyarakat untuk segera mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila mengalami sindrom Penyakit Kuning, dan membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor.
“Tentunya kami lakukan penguatan surveilans melalui lintas program dan lintas sektor, agar dapat segera dilakukan tindakan apabila ditemukan kasus sindrom jaundice akut maupun yang memiliki ciri-ciri seperti gejala hepatitis” ucap Nadia.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Rina Ayu/Tio, Kompas.com/Mutia Fauzia/Haryanti Puspa Sari, Kontan.co.id/Syamsul Ashar)
Simak berita lainnya terkait Hepatitis Akut