Masyarakat Diminta Tidak Berasumsi Macam-macam Terkait Penyebab Munculnya Hepatitis Akut
Rahmad mengatakan hepatitis akut sudah menjadi penyakit luar biasa di berbagai negara. Di Indonesia pun terdeteksi sudah ada.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengapresiasi langkah-langkah pemerintah dalam upaya mencegah penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Dia mengajak masyarakat mengikuti kebijakan pemerintah.
"Penunjukan Rumah Sakit Sulianti Saroso sebagai rumah sakit rujukan dan Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia sebagai tempat pemeriksaan spesimen sudah tepat dan kita ikuti," kata Rahmad, Selasa (10/5/2022).
Rahmad mengatakan hepatitis akut sudah menjadi penyakit luar biasa di berbagai negara. Di Indonesia pun terdeteksi sudah ada.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menyebut sudah ada 15 kasus hepatitis akut di Indonesia.
Rahmad mengajak masyarakat tidak berasumsi terkait penyebab hepatitis akut.
"Saya pikir kita serahkan ke ahlinya terkait penyebab dan bagaimana pengobatannya,"ujar Rahmad.
Baca juga: Menkes Budi Beri Penjelasan Soal Penyakit Hepatitis Akut yang Serang Anak-anak
Menurutnya, keputusan pemerintah menerbitkan Surat Edaran Kewaspadaan ke dinas kesehatan di seluruh kabupaten/kota sudah tepat agar masyarakat tidak panik, namun terus meningkatkan kewaspadaan dan hati-hati. Masyarakat harus mempelajari gejala dan langkah pencegahan hepatitis akut.
"Ikuti anjuran pemerintah. Segera ke rumah sakit bila ada gejala berat terpapar hepatitis, agar potensi tertolong semakin besar," ujar Rahmad.
Kemenkes telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua minggu terakhir usai WHO menyatakan kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Penyebab penyakit ini masih dalam penelitian para ahli.
Di dunia maya sempat beredar informasi bahwa vaksin Covid-19 merupakan penyebab hepatitis akut. Kemenkes sudah membantah informasi tersebut.
"Itu tidak benar. Kejadian saat ini tidak ada bukti berhubungan dengan vaksinasi Covid-19," kata Lead Scientist kasus ini Hanifah Oswari.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengajak masyarakat mencegah penularan infeksi dengan rajin mencuci tangan pakai sabun atau cairan disinfektan.
Meminum air bersih yang matang, makan makanan bersih dan matang sepenuhnya, membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya. Gunakan alat makan sendiri-sendiri, memakai masker, dan menjaga jarak.
"Untuk deteksi dini, apabila menemukan anak-anak dengan gejala seperti mual, muntah, diare, nyeri perut, kuning pada mata, penurunan kesadaran, kejang, lesu dan demam tinggi, agar diperiksa di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat," kata Ketua Umum IDAI Piprim B. Yanuarso.(Willy Widianto)