Milenial Muslim Dukung Pandangan Kepala BNPT soal Fanatisme Agama
Khairul Anam mendukung pernyataan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar yang bicara soal fanatisme agama.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Milenial Muslim Bersatu (MMB) Khairul Anam mendukung pernyataan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar yang bicara soal fanatisme agama.
"Fanatisme terhadap agama itu bagus sekali. Akan tetapi yang terpenting tidak boleh memonopoli kebenaran atau menyatakan kebenaran secara sepihak dan mengatakan yang lain salah," kata Boy Rafli saat menjadi narasumber dalam Podcast Kafe Toleransi BNPT, bertajuk 'Monopoli Kebenaran dan Fanatisme Agama' yang disiarkan di kanal YouTube Humas BNPT, Sabtu (21/5/2022) lalu.
Menurut Anam, sikap Boy Rafli memberikan keteladanan untuk hidup berdampingan antar sesama dengan mengedepankan kebhinnekaan.
Dengan begitu persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan tetap terjaga.
“Sikap Kepala BNPT ini sangat bijak dan menyejukkan, dia mengajarkan kita kesimbangan dalam menjalankan ibadah dan tentunya juga dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Anam kepada media, Senin (23/5/2022).
Baca juga: BNPT Pastikan Tak Ada Upaya Intervensi Terkait Penolakan Kedatangan UAS di Singapura
Tak hanya itu, Alumnus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu mendukung pernyataan Boy Rafli bahwa setiap umat beragama sebenarnya patut memiliki fanatisme terhadap agamanya, karena dengan fanatisme ini dapat menjaga akhlak dan memiliki perilaku baik.
Namun, sambungnya, fanatisme agama yang tidak diikuti dengan monopoli kebenaran.
“Sikap dia (Boy Rafli Amar, red) sangat kami dukung, karena beragama yang memonopoli kebenaran menurut versinya sendiri tidak sejalan dengan tujuan ibadah itu sendiri, yaitu untuk mewujudkan ketenangan, ketenteraman, kedamaian, dan kebahagiaan,” kata Anam.
Seperti diketahui, Boy Rafli menekankan memeluk agama tertentu merupakan hak individu yang dimiliki oleh setiap anak bangsa.
Baca juga: Kepala BNPT: Aksi Kekerasan Potensi Pintu Masuk Paham Radikal
"Kita harus menyadari di luar kita, ada orang lain yang menganut agama berbeda sehingga kita harus menghormatinya. Kita harus saling menghargainya. Ini juga merupakan prinsip tasamuh atau bertoleransi," kata Boy Rafli.
Dia menyampaikan keberagaman di Indonesia, seperti suku, agama, adat, dan budaya, merupakan keniscayaan yang harus dijaga oleh seluruh elemen bangsa.
Bahkan, lanjut Boy Rafli, proses masuk dan penyebaran suatu agama ke Indonesia, seperti Islam, tidak terlepas dari pembauran dengan adat dan istiadat yang beragam.
Baca juga: BNPT Sebut Perlu Kerjasama Pemerintah dan Masyarakat Lawan Paham Ekstrimisme
"Bangsa Indonesia sangat beragam, bahkan proses masuknya agama Islam juga diteruskan para wali berbaur dengan adat dan budaya sehingga kita harus melihatnya sebagai kekayaan Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain," ujar Boy Rafli.
Dia pun mengajak bangsa Indonesia untuk mensyukuri keberagaman di Tanah Air dengan tidak memonopoli kebenaran melalui fanatisme dan tetap menguatkan nilai-nilai toleransi.