TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Politikus senior Malaysia Anwar Ibrahim turut menyampaikan duka cita meninggalnya mantan Ketua PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif.

Dalam acara takziah virtual yang diselenggarakan PP Muhammadiyah, Minggu (29/5/2022), Anwar Ibrahim mengisahkan pertemuan terakhir dengan Buya Syafii Maarif.

Pertemuan terakhir keduanya adalah agenda 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang dihadiri banyak tokoh bangsa di Kota Batu, Jawa Timur. 

“Saya, Buya Syafii dan WS Rendra bersama dalam acara, mendengar sendiri kupasan Buya tentang Islam, tantangan zaman dan beberapa paparan,” kata Anwar Ibrahim.

Baca juga: Ribuan Pelayat Antar Mendiang Buya Syafii ke Pemakaman di Kulonprogo

Saat itu, ungkap Anwar, mereka berusaha merumuskan pandangan Buya Syafii tentang politik dan pendekatan Islam yang sederhana.

Satu di antaranya pendekatan-pendekatan Islam melalui budaya setempat dan tradisi dari masyarakat itu sendiri.

Menurut Anwar, pemikiran Buya Syafii bukan cuma mewakili Indonesia, tapi sesuai dengan alam melayu secara keseluruhan.

Masih dalam lingkup Islam rahmatan lil alamin, tapi dapat pula disesuaikan kepada tuntutan zaman dan budaya setempat.

Buya Syafii memang cukup dikenali di Malaysia karena sempat bertugas sebagai Dosen Senior di Universitas Kebangsaan Malaysia sepanjang 1990-1994.

Anwar pun mengaku bersyukur mendapat kesempatan mengenalnya.

“Saya sendiri beruntung mengenali beliau, mendapat imbauan dan limpahan ilmu dan pengalaman oleh beliau,” ujarnya seperti dikutip.

Baca juga: Kenang Sosok Buya Syafii, Menteri Agama: Beliau Konsisten Merawat Kerukunan Umat Beragama

Anwar turut menyampaikan ungkapan duka cita kepada keluarga dan rekan-rekan, sahabat, handai umat dan rekan-rekan (agama) lain.

Sebab, Buya senantiasa menekankan keragaman, kemajemukan atau masyarakat plural di Indonesia.

Buya Syafii Maarif telah dimakamkan Pemakaman Husnul Khotimah di Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Jumat (27/5/2022).