Relawan Jokowi Sebut 'Ojo Kesusu' terkait Capres Justru Mengarah ke Moeldoko
Darmizal menyebut soal peryataan Presiden Jokowi yang menyebut 'ojo kesusu' terkait dukungan capres, justru mengarah ke Moeldoko.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum ReJO (Relawan Jokowi) Darmizal MS melontarkan pernyataan mengejutkan.
Dimana, Darmizal menyebut soal peryataan Presiden Jokowi yang menyebut 'ojo kesusu' terkait dukungan calon presiden (capres) 2024, justru mengarah ke sosok Kepada Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.
"Setelah membaca gestur Jokowi, bisa jadi, isyarat Jokowi itu mengarah ke Moeldoko", kata Darmizal dalam keterangannya, Minggu (29/5/2022).
Diketahui, pada acara Rakernas V Projo di Magelang Jateng, Presiden Jokowi melontarkan pernyataan ojo kesusu (jangan buru buru), tunggu sinyal partai, setelah itu baru dukung sama-sama capres 2024.
Sebelumnya, masyarakat luas selalu dan menghubungkan, pesan 'ojo kesusu' itu kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Ojo kesusu dari Jokowi itu dengan nama Ganjar karena hadir pada Rakernas ke V Projo di Magelang tersebut. Namun setelah melihat gestur Jokowi, bisa jadi, isyarat itu diarahkan Jokowi ke Moeldoko yang saat ini menjabat Kepala Staf Kepresidenan RI dan hadir ditempat yang sama," jelasnya.
Menurut Darmizal, Moeldoko adalah sosok yang setia mendampingi Presiden Jokowi dalam segala situasi.
Moeldoko juga disebut mudah bergaul dekat segala kelompok masyarakat tanpa berier.
Baca juga: Jokowi Sebut Ojo Kesusu soal Pilpres, Begini Tafsir Pengamat Politik
Sebagai mantan panglima TNI yang sarat dengan berbagai prestasi gemilang di era SBY presiden RI ke 6, kemudian oleh Pemerintahan Jokowi ditarik menjadi pembantu terdekat, membuktikan Moeldoko dibutuhkan fikiran, pengalaman dan tenaganya dalam membangun bangsa dan negara.
Darmizal juga menyebut, jika chemistri Jokowi dan Moeldoko sangat dekat. Ia juga berpendapat bahwa DNA loyalitas Moeldoko itu memiliki banyak kemiripan dengan dna PDIP dan Jokowi, yaitu banyak bekerja dan sedikit bicara.
"PDIP kita ketahui sebagai partai pemenang pemilu dengan suara terbesar, lebih fokus mengawal pemerintahan Jokowi ketimbang sibuk hiruk pikuk politik koalisi," pungkasnya.