Stok Vaksin Menumpuk di Gudang Penyimpanan, Pemerintah Genjot Booster
Jokowi minta agar vaksinasi penguat alias booster terus digenjot sehingga mempercepat laju vaksinasi dan mengurangi stok vaksin yang belum terpakai
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menghadapi masalah banyaknya stok vaksin di gudang penyimpanan yang ada di daerah.
Stok vaksin tersebut menyebabkan gudang penuh sehingga menghambat penyimpanan vaksin-vaksin baru.
Oleh karena itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar vaksinasi penguat alias booster terus digenjot sehingga akan mempercepat laju vaksinasi dan mengurangi stok vaksin yang belum terpakai.
“Arahan bapak presiden juga sekaligus untuk mempercepat stock vaksin yang banyak yang ada di daerah-daerah, sekarang itu segera menerapkan booster,” kata Menteri Kesehatan Budi Gundadi Sadikin usai ratas, Selasa, (31/5/2022).
Baca juga: Banyak Vaksin Covid-19 yang Kadaluarsa di Gudang Penyimpanan
Selain itu kata Menkes, vaksinasi booster dapat memperkuat antibodi masyarakat dari paparan virus Covid 19.
Berdasarkan hasil sero survei yang dilakukan pemerintah pada Maret lalu kadar antibodi masyarakat naik berkali kali lipat setelah mendapatkan vaksin booster.
“Sebelum booster itu ordernya di sekitar 400 an, titer antibodinya atau kadar antibodinya tapi begitu Itu di booster itu naik sampai 5000 sampai 6000 kadar antibodi atau titer antibodi,” katanya.
Sebelumnya stok Vaksin Covid 19 di Indonesia sudah mulai banyak yang kadaluarsa alias expired sehingga tidak bisa digunakan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa vaksin yang expired tersebut sebagian besar berasal dari hibah negara lain.
“Sebagai informasi teman-teman memang sampai bulan April sudah ada 474 juta dosis vaksin yang kita terima. Dari 474 juta dosis vaksin itu sekitar 130 juta adalah vaksin hibah atau donasi,” kata Menkes.
Baca juga: Pemerintah akan Musnahkan Vaksin Covid 19 Kadaluarsa
Menkes tidak menyebutkan berapa jumlah vaksin yang expired tersebut.
Hanya saja kata dia, vaksin kadaluarsa itu memenuhi gudang gudang penyimpanan vaksin di daerah.
“Sebagian vaksinasi hibah dan sebagian kecil juga vaksinasi yang dibeli itu mengalami expired, dan itu masih disimpan di lemari es lemari es di seluruh provinsi daerah. Sehingga akibatnya memenuhi gudang-gudang yang ada di sana sehingga kalau kita mau kirim vaksin yang baru nanti akan terhambat,” katanya.
Sebagai gambaran dari 474 juta dosis vaksin yang telah diterima pemerintah sebanyak 412 juta dosis yang telah disuntikkan, baik itu untuk dosis yang pertama, kedua, maupun booster.
Dengan demikian terdapat 62 juta dosis yang berada di gudang gudang penyimpanan.
Banyaknya stok vaksin yang ada di gudang penyimpanan tersebut mulai terasa karena pemerintah sudah mulai rutin melakukan vaksinasi di luar Covid 19.
Vaksin vaksin tersebut butuh ruang penyimpanan khusus sama seperti vaksin Covid 19.
Belum lagi hingga akhir tahun pemerintah akan kembali kedatangan 74 juta dosis vaksin Covid 19.
“Sehingga kita merasa lemari es yang penuh diisi oleh vaksin vaksin Covid yang memang sudah expired yang sebagian besar itu berasal dari hibah,” katanya.
Baca juga: Terawan Sebut Vaksin Nusantara Sudah Dipublikasikan di Jurnal Internasional
Menkes menambahkan banyaknya vaksin yang kadaluarsa tersebut disebabkan oleh melambatnya laju vaksinasi karena sebagian besar masyarakat telah vaksinasi lengkap dan pandemi Covid 19 mulai terkendali.
Sudah 200 juta masyarakat mendapatkan vaksin dosis pertama dan 60 persen dari target penerima sudah mendapatkan vaksin kedua, serta 25 persen mendapatkan dosis ketiga.
Selain itu kata Menkes banyaknya vaksin yang kadaluarsa karena Indonesia banyak mendapatkan vaksin hibah.
Menkes mengatakan vaksin hibah memiliki masa berlaku yang pendek.
“Nah vaksin vaksin hibah ini memang diberikan oleh negara-negara maju karena mereka kelebihan stock vaksinnya di sana, dan ekspired date nya dekat,” pungkasnya.