Gubernur Jabar Ridwan Kamil Dirasa Cocok Hadapi Tantangan dan Kompleksitas Kepemimpinan Jakarta
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil dapat penilaian tertinggi iihwal tokoh mana yang dirasa cocok hadapai tantangan dan kompleksitas kepemimpinan
Editor: Johnson Simanjuntak

Laporan wartawan Tribunnews.com, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil dapat penilaian tertinggi iihwal tokoh mana yang dirasa cocok hadapai tantangan dan kompleksitas kepemimpinan di Jakarta ke depan.
Hal ini tercatat dalam survei ahli yang dilakukan oleh Survei The Centre for Strategic and International Studie (CSIS),
Dalam 11 aspek indikator kompetensi, dari skala satu sampai sepuluh Ridwan Kamil mendapat penilaian tertinggi dalam lima aspek.
Pertama adalah aspek kepemimpinan di saat krisis (6,98), membuat perubahan (7,01), membuat kebijakan inovatif (7,12), retorika dan persuasi publik (7,55), serta membuat kebijakan populis (7,24).
11 aspek indikator kompetensi ini meliput kepemimpinan di saat krisis, membuat perubahan, membuat kebijakan yang inovatif, memutuskan kebijakan dengan cepat, dan berkolaborasi dengan dunia usaha.
Kemudian, menggerakan birokrasi, mengelola anggaran tepat sasaran, perencanaan dan eksekusi kebijakan, retorika dan persuasi politik, serta membuat kebijakan populis.
Baca juga: Jakarta Perlu Sosok Pemimpin yang Ahli Lakukan Perencanaan dan Eksekusi Kebijakan
Jika ditotal dalam rata-rata dari satu sampai 10 untuk tokoh-tokoh yang dirasa cocok untuk memipin jakarta, Ridwan Kamil capai angka variabel 7,11.
Diikuti oleh Erick Thohir (Menteri BUMN) 6,99, Tri Rismaharini (Menteri Sosial) 6,78, Sandiaga Uno (Menteri Parekraf) 6,76, Emil Dardak (Wakil Gubernur Jatim) 6,30, Hendar Prihadi (Walikota Semarang) 5,92, Gibran Rakabuming Raka (Walikota Solo) 5,87, Ahmad Riza Patria (Wakil Gubernur DKI Jakarta) 5,57, Nusron Wahid (DPR RI, Bendara Umum PBNU) 5,45, dan Ahmad Sahroni (DPR RI Dapil Jakarta) 5,06.
Arya Fernandes Selaku Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial (CSIS) sebut deretan tokoh ini dipilih berdasarkan tiga indikator penting, yaitu:
1. Pengalaman birokrasi dan kepemimpinan
2. Popularitas tokoh
3. Dukungan partai politik yang berpeluang mengusung atau membentuk koalisi pencalonan.