Hasto Ingatkan PDIP Partai yang Komit, Tidak Menyalip di Tikungan
Hasto Kristiyanto meminta seluruh kepala dan wakil kepala daerah untuk satu barisan memajukan Indonesia Raya.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto meminta seluruh kepala dan wakil kepala daerah untuk satu barisan memajukan Indonesia Raya.
Hasto mengingatkan pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tentang pentingnya disiplin dengan komitmen partai.
Hal itu disampaikan Hasto sebelum menutup Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala dan Wakil Kepala Daerah PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (17/6/2022).
Hasto menyampaikan kepada seluruh kepala daerah bahwa PDIP bukan partai yang suka menyalip di tikungan.
"Kita bukan sosok parpol yang di dalam bekerja sama itu melanggar komitmen kerja sama yang disepakati. Terutama ialah kerja sama untuk memastikan keberhasilan Pak Jokowi dan KH Maruf Amin," katanya.
Baca juga: Hasto Jawab Soal Isu Perseteruan Ganjar-Puan, Singgung Ada Upaya Membelah PDIP
Hasto meneruskan pesan Ketua Umum Megawati di dalam berpolitik, khususnya menghadapi Pemilu 2024, seluruh kader partai taat pada tahapan-tahapan Pemilu.
Segala sesuatu ada waktunya.
Hal yang menyangkut kepentingan nasional yang menjadi atensi partai.
"Tugas tidak ringan ke depan karena dari aspek pendidikan kemarin digambarkan bagaimana tingkat pendidikan kita. Perlu suatu upaya inovasi agar Indonesia bisa mengejar negara-negara tetangga. Kita masih prihatin dengan universitas kita dan itu menjadi tanggung jawab seluruh anak bangsa," jelas dia.
Politikus asal Yogyakarta itu mencontohkan dalam hal penguasaan teknologi pertanian, Indonesia belum memiliki benih unggul yang memastikan produksi dari petani meningkat dan mampu memenuhi kebutuhan nasional tanpa impor.
Baca juga: Cerita Bobby dan Gibran Bermalam di Ranjang Bertingkat Sekolah PDIP, Ganjar Tidur di Bawah
Karena itu, lanjut Hasto, berbagai persoalan fundamental itulah seharusnya dibahas, termasuk oleh siapa pun yang merasa dirinya terpanggil untuk berproses menjadi pemimpin nasional.
"Ibu Ketum kemarin menegaskan bahwa menjadi pemimpin itu jauh lebih penting daripada menjadi pejabat. Menjadi pemimpin artinya berproses menggembleng diri, digembleng sejarah, menjawab panggilan sejarah," katanya.
Doktor geopolitik Universitas Pertahanan RI itu juga mengingatkan semua kader harus berjalan dalam koridor dan mekanisme kepartaian.
Baca juga: 3 Partai Ini Dinilai Sulit Bangun Koalisi dengan PDIP, Ada Faktor Ideologi hingga Sejarah Politik
"Di mana kepentingan organisasi partai sebagai kepentingan kolektif yang menyatu dengan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara jauh lebih penting daripada kepentingan individu dan kelompok," kata Hasto.
Selain Hasto, saat penutupan Rakor ini hadir juga Ketua DPP Komarudin Watubun dan Eriko Sotarduga.