Mengenang Tragedi Paiton 19 Tahun Lalu, Kecelakaan Bus yang Menewaskan 54 Orang
Berikut kronologi mengenai Tragedi Paiton yang terjadi pada 8 Oktober 2003 atau 19 tahun yang lalu.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Kebakaran begitu cepat terjadi.
Hal tersebut dikarenakan adanya bahan-bahan yang mudah terbakar di dalam bus, seperti tas dan karpet yang ditaruh di kursi.
Saat bus itu terbakar, warga di sekitar lokasi melihat adanya kobaran api dan letupan-letupan kecil.
Kemudian petugas pemadam kebakaran datang untuk membantu memadamkan api.
Korban Tewas Ditemukan di Bagian Belakang Bus
Akibat kejadian tersebut, korban tewas banyak ditemukan di bagian belakang bus di dekat pintu.
Diduga, para penumpang berusaha untuk ke luar dari sana, tetapi pintu tersebut justru tak dapat dibuka.
Diketahui, di dalam bus juga tak dilengkapi alat pemecah kaca, sehingga penumpang tak dapat menyelamatkan diri ketika bus terbakar.
Saat itu, sopir dan kernet berhasil selamat.
Sang sopir melompat dari bus, sementara kernetnya memecah kaca bagian depan.
Mayat Korban Disekat dengan Balok Es
Banyaknya jumlah korban meninggal memaksa pihak RSUD Situbondo untuk mengawetkan jenazah menggunakan balok es.
Saat itu, jenazah ditempatkan di lorong.
Hal tersebut karena ruang kamar mayat yang tidak terlalu besar.
Akibat kejadian tersebut, banyak jenazah yang mengalami luka bakar serius.
Selain itu juga ada beberapa jenazah yang bagian tubuhnya hilang dan beberapa sulit dikenali.
Kecelakaan tersebut terjadi tepatnya di kawasan Banyu Blugur, Situbondo.
Oleh karena itu, kecelakaan tersebut dikenal dengan Tragedi Paiton.
(Tribunnews.com/Farrah Putri) (TribunJogja.com)