Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Respon Ibu Perjuangkan Ganja Obati Anaknya, BNN: Indonesia Tetap Tolak Ganja untuk Keperluan Medis

BNN menegaskan, sampai saat Indonesia belum memiliki wacana untuk membahas legalisasi tanaman ganja sekalipun untuk keperluan medis.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Respon Ibu Perjuangkan Ganja Obati Anaknya, BNN: Indonesia Tetap Tolak Ganja untuk Keperluan Medis
Tangkap layar akun Twitter Andien @andienaisyah
Seorang ibu melakukan aksi membawa poster yang bertuliskan membutuhkan ganja medis ketika CPF di Bundaran HI, Jakarta Pusat. Begini respon BNN soal viral ibu bawa poster perjuangkan anaknya konsumsi ganja medis. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Koordinator Tim Ahli Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol (Purn) Ahwil Luthan menegaskan, sampai saat Indonesia belum memiliki wacana untuk membahas legalisasi tanaman ganja sekalipun untuk keperluan medis.

"Suara pemerintah RI menolak (legalkan ganja)," kata dia saat dikonfirmasi wartawan, Senin (27/6/2022).

Menurutnya, pemerintah Indonesia telah berupaya melakukan kajian terhadap manfaat tanaman candu tersebut.

Namun hasilnya tidak ditemukan manfaat medis yang bisa diperoleh dari tanaman ganja.

"Sudah kita punya balai penelitian tanaman obat milik Kementerian Kesehatan di Tawangmangu. (Tapi hasilnya) Jenis ganja kita sampai saat ini belum diketemukan gunanya," jelas dia.

Pihaknya menegaskan, di Indonesia ganja masih menjadi salah satu jenis narkotika yang masih dilarang digunakan sebagai obat.

Berita Rekomendasi

Hal ini tertuang dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang memasukkan ganja ke dalam narkotika golongan I. 

Narkotika golongan I adalah narkotika yang dilarang digunakan untuk kepentingan kesehatan namun hanya boleh digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga, ganja sama sekali ilegal di Indonesia.

Sebelumnya, unggahan penyanyi Andien menjadi viral. Ia menggunggah foto seorang ibu yang menyuarakan kebutuhan ganja untuk pengobatan anaknya yang mengalami celebral palsy.

Baca juga: Apa Itu Ganja Medis? Medical Marijuana Punya Efek Serius bagi Kesehatan Penggunanya

“Tadi di CFD ketemu seorang Ibu yang lagi bareng anaknya (sepertinya ABK) bawa poster yang menurutku berani banget, pas aku deketin beliau nangis,” tulis Andien melalui akun twitter pribadinya.

“Ternyata namanya Ibu Santi. Anaknya, Pika mengidap Cerebral Palsy. Kondisi kelainan otak yang sulit diobati, dan treatment yang paling efektifnya pake terapi minyak biji ganja/CBD oil,” sambungnya dalam cuitan lainnya.

Unggahan tersebut menyita perhatian netizen dan merasa haru karena perjuangan ibu untuk kesembuhan anaknya.

Apa itu ganja medis?

Apa itu ganja medis? Simak penjelasannya berikut ini.

Ganja medis (Medical Marijuana) adalah istilah untuk turunan dari tanaman Cannabis sativa yang digunakan untuk meredakan gejala yang disebabkan oleh kondisi medis tertentu.

Pada dasarnya, produk ini sama dengan ganja biasa, tetapi diambil untuk tujuan medis, menurut MayoClinic.

Diketahui, tanaman ganja mengandung lebih dari 100 bahan kimia berbeda yang disebut cannabinoids.

Masing-masing memiliki efek yang berbeda pada tubuh.

Baca juga: Viral Ibu Suarakan Ganja Medis untuk Anaknya yang Derita Cerebral Palsy, DPR Sebut akan Mengkajinya

Delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD) adalah bahan kimia utama yang digunakan dalam pengobatan.

THC dapat menghasilkan perasaan "high" ketika seseorang merokok ganja atau makan makanan yang mengandungnya.

Apakah Ganja Medis Dapat Digunakan sebagai Obat?

Studi di Amerika melaporkan ganja medis memiliki kemungkinan manfaat untuk beberapa kondisi.

Undang-undang negara bagian Amerika Serikat bervariasi, sesuai kondisi memenuhi syarat orang untuk perawatan dengan ganja medis.

Ada beberapa penyakit yang memenuhi syarat untuk menggunakan pengobatan ganja medis di Amerika, seperti Sklerosis lateral amiotrofik (ALS), HIV/AIDS, Glaukoma, Penyakit Crohn, dll.

Namun, ganja medis terbukti efektif membantu pasien dengan penyakit di atas untuk menjadi lebih sehat, dikutip dari WebMD.

"Jumlah bukti terbesar untuk efek terapeutik ganja berhubungan dengan kemampuannya untuk mengurangi rasa sakit kronis, mual dan muntah karena kemoterapi, dan kelenturan [otot tegang atau kaku] dari MS," kata Bonn-Miller, spesialis penyalahgunaan zat di Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania Perelman.

Baca juga: Ampuhkah Ganja untuk Pengobatan Cerebral Palsy?

Fungsi Ganja Medis

Ilustrasi Ganja
Ilustrasi Ganja (Grid.ID)

Bahan kimia aktif Cannabinoids dalam ganja medis mirip dengan bahan kimia yang dibuat tubuh untuk mengatasi nafsu makan, memori, gerakan, dan rasa sakit.

Penelitian terbatas menunjukkan Cannabinoids mungkin dapat berfungsi untuk:

- Mengurangi kecemasan;

- Mengurangi peradangan dan menghilangkan rasa sakit;

- Mengontrol mual dan muntah yang disebabkan oleh kemoterapi kanker;

- Membunuh sel kanker dan memperlambat pertumbuhan tumor;

- Merilekskan otot yang tegang pada orang dengan MS;

- Merangsang nafsu makan dan meningkatkan berat badan pada penderita kanker dan AIDS.

Baca juga: Ganja untuk Kebutuhan Medis Dilarang Penggunaannya di AS

Efek Ganja Medis

Studi lebih lanjut masih diperlukan untuk menjawab pertanyaan apakah ganja medis aman digunakan.

Namun, kemungkinan ada efek samping ganja medis yang dapat mempengaruhi kondisi fisik penggunanya.

Berikut ini efek yang mungkin ditimbulkan oleh ganja medis:

- Peningkatan detak jantung;

- Pusing;

- Konsentrasi dan memori terganggu;

- Waktu reaksi lebih lambat;

- Interaksi obat-ke-obat yang negatif;

- Peningkatan risiko serangan jantung dan stroke;

- Nafsu makan meningkat;

- Potensi kecanduan;

- Halusinasi atau penyakit mental;

- Gejala penarikan;

- Mata merah;

- Obat ini juga dapat mempengaruhi penilaian dan koordinasi, yang dapat menyebabkan kecelakaan dan cedera;

- Ketika digunakan selama masa remaja ketika otak masih berkembang, ganja dapat mempengaruhi IQ dan fungsi mental;

- Beberapa ganja medis diformulasikan untuk meredakan gejala tanpa efek memabukkan dan mengubah suasana hati yang terkait dengan penggunaan ganja untuk rekreasi.

Baca juga: Wakil Ketua DPR: Legalisasi Penggunaan Ganja Medis, DPR Akan Buat Kajiannya

Efek ganja yang dihirup pada kesehatan paru-paru tidak jelas.

Namun, ada beberapa bukti bahwa itu dapat meningkatkan risiko bronkitis dan masalah paru-paru lainnya.

Institut Nasional Penyalahgunaan Narkoba mengatakan ganja dapat membuat ketagihan dan dianggap sebagai "pembuka" untuk menggunakan obat lain.

"Semakin tinggi tingkat THC dan semakin sering Anda menggunakannya, semakin besar kemungkinan Anda menjadi tergantung," kata Bonn-Miller, dikutip dari WebMD.

"Anda mengalami kesulitan berhenti ketika Anda harus berhenti."

Sehingga, penggunaan ganja medis ini dibatasi pada negara bagian tertentu di Amerika Serikat.

Selain itu, ganja medis hanya boleh digunakan jika ada regulasi yang mengaturnya pada negara tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas