Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wakil Ketua Komisi IV: Menkeu Sri Mulyani Keliru Cara Menilai Kontribusi Kehutanan

Anggota DPR menilai Menteri Keuangan Sri Mulyani keliru kalau melihat kontribusi kehutanan dalam perekonomian, sebatas penjualan kayu.

Penulis: Johnson Simanjuntak
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Wakil Ketua Komisi IV: Menkeu Sri Mulyani Keliru Cara Menilai Kontribusi Kehutanan
ist
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI,  Dedi Mulyadi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR Dedi Mulyadi menilai Menteri Keuangan Sri Mulyani keliru kalau melihat kontribusi kehutanan dalam perekonomian, sebatas penjualan kayu.

Padahal, efek keberadaan kehutanan,  ke sektor lain sangat besar.

"Kalau dilihat hanya dari penjualan kayu, maka kontribusi ke perekonomian nasional kecil hanya 0,66 persen dari produk domestik bruto. Padahal riil kontribusi di sektor lain, sangat besar. Itu harusnya dilihat," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, menanggapi pernyataan Menkeu Sri Mulyani terkait ekonomi kehutanan,  di Purwakarta , Rabu (29/06/2022).

Dedi memberikan tanggapan setelah Menkeu Sri Mulyani menyebutkan komposisi sektor kehutanan hanya Rp 5 triliun terhadap PNBP.

Kontribusi itu kecil, kata Sri Mulyani dibandingkan sektor lainnya.

Menurut Dedi Mulyadi, melihat kehutanan jangan hanya dari kaca mata jual kayu. Kehutanan memberikan efek besar atas sektor lain. 

Kehutanan memberikan kontribusi penting penyediaan sumber air baku untuk industri, untuk waduk yang menggerkan listrik, industri, perikanan sampai ke sektor wisata 

Berita Rekomendasi

Jika semua itu dihitung secara ekonomi, maka nilainya akan sangat besar. Pegunungan tanpa ada hutan, tidak akan lahir sumber air baku untuk PDAM dan lainnya.

"Contohnya Gunung Wayang tanpa ada kehutanan, maka tak akan ada waduk Cirata,  dan Waduk Jatiluhur. Dari hutan Gunung Wayang itu mengalir membentuk sungai Citarum  yang menjadi bahan baku waduk," katanya.

Dari Waduk Jatiluhur menjadi pembangkit listrik tenaga air. Nilai pasokan listrik dari Jatiluhur untuk Jawa - Bali,  sangat besar nilainya. Lalu hasil budidaya ikan, setiap tahun juga sangat besar. Dari Waduk Jatiluhur, menjadi bahan baku air sawah ke Karawang, Subang yang luas lahannya ribuan ha. Nilai ekonomi dari itu sangat besar. 

"Penyangga beras nasional sangat tergantung dari daerah itu. Kalau pasokan air dari irigasi tak benar, maka akan terganggu ke proses produksi lahan," ujar Dedi.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Langkah Kemenko Tangani PMK Sudah Sangat Tepat

Cara Pandang Jangan Sempit 

Sehingga cara pandang atas kehutanan, kata Dedi jangan sempit sebatas jual kayu. Ada nilai ekonomi besar ke bidang lain dari kehutanan. Jika kawasan hutan rusak atau hilang, maka sektor lain akan terganggu atau lumpuh.

Belum lagi sebagai penghasil oksigen yang nilainya juga sangat besar kalau dikonversi secara ekonomi. Makanya, dia.melihat bahwa.kehutanan ini sangat strategis dalam pembangunan.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas