Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bacaan Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah Jelang Idul Adha 2022

Tiga puasa sunnah yang dilaksanakan menjelang Idul Adha, yaitu puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah. Berikut bacaan niatnya.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Bacaan Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah Jelang Idul Adha 2022
Freepik
Ilustrasi Idul Adha. Tiga puasa sunnah yang dilaksanakan menjelang Idul Adha, yaitu puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah. Berikut bacaan niatnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut bacaan niat puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah yang dilakukan menjelang hari raya Idul Adha.

Puasa Dzulhijjah dilaksanakan mulai tanggal 1 Dzulhijjah hingga 7 Dzulhijjah, atau 1-7 Juli 2022.

Berikut bacaan niat puasa Dzulhijjah:

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Dibaca: Nawaitu Sauma Syahri Dzil Hijjah Sunnatan Lillahi Ta'ala

Artinya: "Saya niat puasa bulan Zulhijjah, Sunah karena Allah ta'ala."

Baca juga: Hukum Memotong Kuku dan Menggunting Rambut saat Memasuki Bulan Dzulhijjah Bagi Orang yang Berkurban

Puasa pada tanggal 8 Dzulhijjah (8 Juli 2022) disebut puasa Tarwiyah.

Berikut bacaan niat puasa Tarwiyah:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّله تعَالَ

Berita Rekomendasi

Dibaca: Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: Saya niat puasa Tarwiyah, Sunah karena Allah ta'ala

Sedangkan puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (9 Juli 2022) dinamai puasa Arafah.

Berikut bacaan niat puasa Arafah:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالىَ

Dibaca: Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: Saya niat puasa Arafah, Sunah karena Allah ta'ala

Mengutip Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah oleh M. Syukron Maksum, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa sunah pada bulan-bulan mulia, yaitu Rajab, Zulqa'dah, Dzulhijjah dan Muharram.

Ada banyak rahasia di balik anjuran tersebut, sebagaimana tertuang dalam beberapa hadis berikut ini:

- Jangan Berlebihan dalam Beribadah

Dari Mujibah al-Bahiliyah dari ayahnya atau dari pamannya - yakni saudara lelaki dari ayahnya, bahwasanya ia - ayah atau pamannya itu - mendatangi Rasulullah SAW kemudian pergi lagi.

Selanjutnya ia mendatangi Rasulullah SAW lagi sesudah setahun, tetapi hal-ihwal serta keadaan tubuhnya telah berubah.

Ia lalu berkata: "Ya Rasulullah, apakah Tuan tidak mengenal lagi kepada saya?"

Rasulullah SAW bertanya: "Siapakah engkau?"

la menjawab: "Saya adalah al-Bahili yang datang pada Tuan tahun yang lalu."

Rasulullah SAW lalu bersabda: "Apakah yang menyebabkan perubahan dirimu, padahal engkau dahulu baik sekali keadaan tubuhmu?"

la menjawab: "Saya tidak pernah makan sesuatu makanan sejak saya berpisah dengan Tuan dahulu, melainkan di waktu malam."

Rasulullah SAW lalu bersabda: "Kalau begitu, engkau telah menyiksa dirimu sendiri."

"Berpuasalah dalam bulan Shabar - yakni bulan Ramadhan - dan sehari saja dalam setiap bulan lainnya."

la berkata: "Tambahkanlah itu untuk saya, sebab sesungguhnya saya masih ada kekuatan lebih dari itu."

Rasulullah SAW bersabda: "Berpuasalah dua hari."

la berkata: "Tambahkanlah!"

Rasulullah SAW bersabda: "Berpuasalah tiga hari."

la berkata: "Tambahkanlah!"

Rasulullah SAW bersabda: "Berpuasalah bulan-bulan mulia - yaitu Rajab, Zulqa'dah, Zulhijah dan Muharram - dan tinggalkanlah, berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah, berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah."

Rasulullah SAW bersabda demikian dengan menunjukkan tiga buah jari-jarinya lalu mengumpulkannya dan kemudian membukanya.

Maksudnya tiga hari puasa lalu tiga hari tidak dan demikian seterusnya (HR. Abu Daud).

- Momentum Beramal Saleh

Menurut Rasulullah, bulan Zulhijah, utamanya sepuluh hari pertama merupakan momentum penting untuk melakukan amal saleh.

Menurut Rasulullah SAW, pahala berpuasa di hari-hari tersebut sebanding dengan mati syahid dalam rangka jihad fisabilillah.

Diungkapkan oleh Ibnu Abbas ra.,: "Rasulullah SAW bersabda: 'Tidak ada hari-hari yang mengerjakan amalan saleh pada hari-hari itu yang lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni hari-hari sepuluh - yang pertama dari Zulhijah.'

Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, apakah juga tidak lebih dicintai oleh Allah guna mengerjakan jihad fisabilillah?"

Maksudnya, untuk mengerjakan jihad, apakah tidak lebih dicintai oleh Allah kalau dilakukan dalam hari-hari selain hari-hari pertama dari bulan Zulhijah itu.

Rasulullah SAW menjawab: "Tidak lebih dicintai oleh Allah pada hari-hari selain hari-hari sepuluh itu untuk berjihad fisabilillah, kecuali seseorang yang keluar dengan dirinya dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan membawa sesuatu apa pun dari yang tersebut - yakni setelah berjihad lalu mati syahid." (HR. Bukhari).

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas