Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Ingatkan Masyarakat Harga Mie dan Roti Bisa Naik karena Konflik Rusia dan Ukraina

Presiden Jokowi mengingatkan masyarakat akan adanya kenaikan harga gandung akibat konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Jokowi Ingatkan Masyarakat Harga Mie dan Roti Bisa Naik karena Konflik Rusia dan Ukraina
Foto: Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi mengingatkan masyarakat terkait kemungkinan akan ada kenaikan harga gandung akibat konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan saat ini terjadi kenaikan harga pangan dunia, terutama komoditas gandum.

Diketahui saat ini Indonesia kata Presiden mengimpor 11 juta ton gandum untuk kebutuhan dalam negeri.

"Ini hati-hati, yang suka makan roti, yang suka makan roti bisa harganya naik," kata Jokowi dalam Peringatan Hari Keluarga Nasional di Medan, Sumatera Utara, Kamis (7/7/2022).

Kenaikan harga gandum tersebut kata Presiden karena konflik Rusia dan Ukraiana.

Baca juga: Ukraina Selidiki Lebih dari 21.000 Kasus Dugaan Kejahatan Perang oleh Rusia

Dua negara tersebut ditambah Belarusia merupakan negara penghasil gandum terbesar di dunia.

Negara-negara tersebut menahan stok gandum mereka untuk tidak di jual ke luar.

Berita Rekomendasi

Ukraina menahan stok kurang lebih 77 juta ton gandum dan Rusia 130 juta ton.

"Bayangkan, berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia. Dan sekarang ini sudah mulai karena barang itu gak bisa keluar dari Ukraina dan Rusia, di Afrika dan beberapa negara di Asia sudah mulai yang namanya kekurangan pangan akut. Sudah mulai yang namanya kelaparan," katanya.

Meskipun harga pangan di dunia naik, harga beras di Indonesia tidak mengalami kenaikan.

Harga beras terbilang stabil karena produksi beras petani mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri.

Biasanya Indonesia harus impor beras 1,5-2 juta ton beras untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri.

"Untungnya kita ini, alhamdulillah rakyat kita utamanya petani masih berporduksi beras dan sampai saat ini harganya belum naik."

"Semoga tidak naik, karena stoknya selalu ada, dan sudah tiga tahun kita tidak impor beras lagi," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas