Kisah Cinta Brigadir J dan sang Kekasih, Pacaran 8 Tahun, Janji Akan Menikahi Setelah Naik Pangkat
Brigadir J semasa hidup memiliki kekasih yang disebut akan dinikahinya, jalinan asmara pun telah berlangsung lama yakni 8 tahun.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J sudah memiliki rencana akan menikahi sang kekasih.
Wanita itu bernama Vera Simanjuntak.
Vera dan Brigadir J pernah menjalin hubungan asmara selama 8 tahun.
Rohani Simanjuntak, bibi korban mengatakan soal awal mula perkenalan Brigadir J dan Vera.
Mereka berkenalan setelah Brigadir J 1 tahun bertugas di Pamenang, Sarolangun.
Lama menjalin hubungan asmara, akhirnya Brigadir J disebut berjanji akan menikahi Vera, setelah naik pangkat menjadi perwira.
Baca juga: Tim Inafis, Labfor Hingga Kedokteran Forensik Polri Masih Bekerja Telisik Kematian Brigadir J
"Ya sudah ada pembicaraan, katanya mau menikahi pacarnya setelah jadi perwira, 7 bulan lagi," kata Rohani, Selasa (12/7/2022).
Rohani pun mengatakan soal keseriusan Vera terhadap Brigadir J.
Ibu Brigpol Nofriansyah juga telah menanyakan keyakinan kekasih putranya tersebut untuk menunggu keseriusan Brigpol Nofriansyah.
"Kakak saya (menyebut ibu korban) sudah nanya, sanggup tidak nunggu si abang, dia (Kekasih korban) bilang sanggup dan dia bilang tidak bisa nemukan laki-laki sebaik dia," katanya, dikutip dari TribunJambi.com.
Kedua keluarga telah saling kenal baik, dan sudah saling membicarakan rencana pernikahan.
Kepada keluarga, Brigpol Nofriansyah mengatakan, akan mendapat kenaikan pangkat sekira 7 bulan lagi.
Insiden Maut
Brigadir J tewas setelah insiden maut baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Jakarta.
Brigadir J tewas dengan bekas luka empat tembakan di dada, tangan dan leher.
Brigadir J baku tembak dengan Bharada E di Rumah Dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022), pukul 17.00 WIB.
Diketahui, Brigadir J merupakan pengawal dan sopir istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Budhi Herdi, mengatakan sebelum tewas ditembak, Brigadir J disebut menerobos masuk ke kamar istri Irjen Sambo, Putri.
Saat itu, istri Irjen Sambo sedang beristirahat di kamar tersebut dan diduga terjadi pelecehan.
Baca juga: Polisi Jawab Isu Perselingkuhan antara Brigadir J dengan istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo
Istri Irjen Ferdy Sambo pun berteriak, lantas teriakan tersebut didengar oleh Bharada E yang berada di lantai 2.
Hingga akhirnya insiden maut terjadi dan menewaskan Brigadir J.
Kondisi Jasad
Menurut kesaksian dari pihak keluarga korban, terdapat kejanggalan pada jasad Brigadir Yosua.
Rohani Simanjuntak, keluarga korban, mengatakan Brigadir Yosua tewas dengan 4 luka tembak, yakni dua luka tembak di dada, 1 luka tembak di tangan, dan 1 luka tembak di leher.
Tidak hanya itu, korban juga mengalami luka akibat senjata tajam di mata, hidung, mulut, dan kaki.
Bahkan disebut-sebut di jasad korban terdapat luka sayatan, dikutip dari Kompas.com.
Namun menanggapi hal itu, pihak Polri menyebutkan, sayatan di tubuh jenazah Brigadir Yosua alias Brigadir J akibat proyektil yang ditembakkan oleh Bharada E.
“Iya, itu sayatan itu akibat amunisi atau proyektil yang ditembakan Bharada E,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/7/2022).
Menurut Ramadhan, proyektil yang ditembakan itu mengenai tubuh Brigadir J sehingga membuat luka seperti sayatan.
Kejanggalan
Kasus polisi tembak polisi tersebut menyita perhatian banyak pihak, tak terkecuali Ketua Komisi III DPR RI, Bambang Wuryanto.
Bahkan pihaknya mengatakan dalam kasus tersebut terdapat kejanggalan.
"Bahwa ada kejanggalan ya tentu ini ada kejanggalan. Saya sepakat dengan dikau," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (12/7/2022), diberitakan Tribunnews sebelumnya.
Baca juga: Ahli Forensik Tanggapi Soal Jari Putus pada Jasad Brigadir J: Proyektil Peluru Bisa Patahkan Tulang
Ia mengaku heran dua anggota Polri bisa terlibat aksi baku tembak. Pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu berpendapat bahwa kasus ini menjadi sebuah kejanggalan yang perlu diusut secara terang benderang.
"Kalau kau sama aku berkelahi biasa itu tersinggung, orang sipil. Tapi, kalau antar aparat begini kan ngeri bos. Pasti itu kejanggalan yang utama bagi saya, sesama anak negara kok," jelasnya.
Kejelasan pengungkapan kasus pun terus didorong, sehingga kasus tersebut dapat tuntas dan menemui titik terang.
Sehingga dapat meredam isu-isu, spekulasi yang beredar di tengah masyarakat.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Igman Ibrahim) TribunJambi.com/Aryo Tondang) (Kompas.com//Rahel Narda Chaterine)