Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei Indopol: Hasil Simulasi Empat Poros pada Pilpres 2024, Anies-AHY Raih Suara Tertinggi

Ada sejumlah nama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) potensial yang diusung pada Pilpres 2024 itu.

Penulis: Naufal Lanten
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Survei Indopol: Hasil Simulasi Empat Poros pada Pilpres 2024, Anies-AHY Raih Suara Tertinggi
Tribunnews.com/ Chaerul Umam
Direktur Eksekutif Indopol Survey & Consulting Ratno Sulistiyanto. Lembaga Indopol Survey & Consulting melakukan simulasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dengan menghadirkan empat poros koalisi. Ada sejumlah nama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) potensial yang diusung pada Pilpres 2024 itu. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Indopol Survey & Consulting melakukan simulasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dengan menghadirkan empat poros koalisi.

Ada sejumlah nama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) potensial yang diusung pada Pilpres 2024 itu.

Keempat poros tersebut mengasumsikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada poros pertama yang memasang Puan Maharani dengan Erick Thohir.

Kemudian Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada poros kedua yang memasangkan Prabowo Subianto dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Baca juga: Pengamat: Jika KIB Ekspor Capres dari Luar Sama dengan Pertaruhkan Harga Diri

Poros ketiga ditempati Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Demokrat yang mengusung Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Sedangkan poros keempat ditempatkan Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB yang beranggotakan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional atau PAN dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengusung Airlangga Hartarto dengan Khofifah Indarparawangsa.

Berita Rekomendasi

“Maka ini pasangan Anies dan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) itu menempati posisi teratas, yaitu 34,72 persen,” kata Direktur Eksekutif Indopol Survey and Consulting Ratno Sulistiyanto dalam rilis yang disiarkan secara virtual, Jumat (15/7/2022).

"Meskipun demikian, yang tidak menjawab sekitar 36,50 persen,” ujarnya menambahkan.

Sedangkan di posisi kedua ada pasangan Prabowo Subianto dengan Cak Imin dengan 20,08 persen, disusul Puan Maharani dengan Erick Thohir 4,88 persen dan Airlangga Hartarto-Khofifah Indarparawangsa dengan 3,82 persen.

“Ketika pasangan Puan Maharani dan Erick Thohir, kemudian Prabowo dan Cak Imin dan Anies dan AHY, Ganjar dan Airlangga, ini masih tetap Anies AHY yang menduduki posisi teratas,” ujar Ratno.

Dengan demikian, dia menyimpulkan simulasi ini bergantung pada pasangan capres dan cawapres yang dipadukan.

Sebagai contoh juga jika Ganjar, Anies dan Prabowo diisukan menjadi capres maka akan selalu mendapat dukungan signifikan.

Namun jika ketiga nama itu ditempatkan pada posisi cawapres, maka dukungan masyarakat akan melemah. Bahkan, banyak masyrakat tidak memilih ketika disimulasikan metode seperti itu.

“Sementara antara Anies dan Ganjar juga seperti itu. Ketika Anies diposisikan di wakil (presiden), dukungannya akan melemah. Ganjar juga melemah ketika diposisikan di wakil,” ucap Ratno.

Ia pun menambahkan bahwa rumusan pasangan capres dan cawapres ini disimulasikan berdasarkan logika koalisi.

Dengan melihat kondisi yaang ada, sambung dia, Ganjar dan Anies tidak mungkin disatukan menjadi pasangan capres maupun cawapres, sehingga tidak disimulasikan.

“Jadi pasangan yang ada di sini berdasarkan logika koalisi,” ucapnya.

Ganjar Pranowo Diramal Kalah Capres Bila Tak Diusung PDIP

Sejumlah pihak menilai Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo tidak akan berhasil bila maju menjadi calon presiden (capres) tanpa PDI Perjuangan (PDIP).

Elite PDIP menyebut Ganjar Pranowo bahkan tidak mungkin akan menang di Jawa Tengah.

Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. menilai apa yang 'diramalkan' elite PDIP tentang Ganjar Pranowo bisa saja terjadi.

"Saya agak berani mengatakan Ganjar bisa kalah, karena akan terjadi pelemahan di Jawa Tengah," ungkap Pangi dalam program talkshow Overview Tribunnews, Kamis (14/7/2022).

Menurut Pangi, Jawa Tengah merupakan basis pemilih terbesar PDIP.

"Misal Ganjar tidak diusung PDIP, di Jawa Tengah basis strong voternya, lumbung elektoral Ganjar agak sedikit terganggu," ujarnya.

Baca juga: Survei PPI: Elektabilitas Ganjar Pranowo Tertinggi Jelang Pilpres 2024, Kalahkan Prabowo dan Anies

Pangi menguraikan tingkat partisan di Jawa Tengah sangat besar, mecapai 12 persen.

"Maka tidak heran di Jawa Tengah itu, siapapun yang diusung PDIP itu jadi. Karena fiturnya bukan kandidat," ungkap Pangi.

Hal tersebut, kata Pangi, sudah terlihat saat Ganjar Pranowo maju sebagai calon Gubernur Jawa Tengah.

"Kita tahu betul Mas Ganjar itu elektabilitasnya cuma 12 persen, saya menjadi saksinya, tetapi kemudian jadi gubernur di Jawa Tengah."

"Itulah kemudian kita memahami statemen (elite PDIP) ini bisa saja benar, kalau Mas Ganjar tidak diusung PDIP, itu kalah."

"Tapi kalau ingin menang, Mas Ganjar harus diusung PDIP," sambungnya.

Ganjar Pranowo memberi salam hormat kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani setelah membacakan rekomendasi eksternal di penutupan rakernas II PDIP, Kamis (23/6/2022) di Lenteng Agung.
Ganjar Pranowo memberi salam hormat kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani setelah membacakan rekomendasi eksternal di penutupan rakernas II PDIP, Kamis (23/6/2022) di Lenteng Agung. (YouTube PDI Perjuangan)

Diketahui sebelumnya, Ganjar dinilai tidak akan menang bila maju sebagai calon partai lain di luar PDIP.

Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul, bahkan menyebut Ganjar tidak akan bisa menang di Jawa Tengah bila dicalonkan partai lain.

Selain itu, pengamat sekaligus Pendiri Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D), Rocky Gerung, menilai Ganjar akan sulit dipilih bila tidak diusung PDIP.

Relawan Yakini PDIP akan Untung bila Usung Ganjar

Ketua Umum Relawan Ganjar, Rinto Wardana.
Ketua Umum Relawan Ganjar, Rinto Wardana. (Tribunnews.com/Fandi Permana)

Sementara itu, Ketua Umum Relawan Teman Ganjar, Rinto Wardana, menilai PDI Perjuangan (PDIP) akan diuntungkan bila mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024.

Menurut Rinto, Ganjar Pranowo dan PDIP menjalin simbiosis mutualisme alias saling menguntungkan.

Hal ini disampaikan Rinto menanggapi sejumlah pandangan yang memprediksi Ganjar Pranowo tidak akan menang bila maju Capres 2024 dengan partai selain PDIP.

"Ketika Pak Ganjar dipilih, atau terpilih sebagai calon presiden, maka yang diuntungkan itu PDIP, suara akan lari ke PDIP," ungkap Rinto dalam talkshow Overview Tribunnews.com, Kamis (14/7/2022).

Pandangan Rinto sekaligus juga membantah tanggapan yang menilai Ganjar tidak akan jadi apa-apa bila tanpa PDIP.

"Ketika PDIP mengatakan Pak Ganjar tidak ada di PDIP maka tidak akan jadi apa-apa, justru saya berpikir sebaliknya. Jika PDIP tidak bersama Pak Ganjar, PDIP bisa tidak menjadi apa-apa," ungkap Rinto.

Baca juga: Hasil Survei Parameter Politik Indonesia: Ganjar Top Of Mind Elektabilitas Capres 2024

Rinto berharap dan meyakini, PDIP akan mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024,

"Saya bangga dengan PDIP, karena bisa mengkader orang seperti Pak Ganjar sedemikian rupa, sehingga menjadi sosok yang menarik, bukan hanya di kalangan PDIP, tetapi juga dari rakyat biasa dan partai-partai lain."

"Anehnya kan itu, kenapa partai lain justru di satu sisi partai lain melirik Pak Ganjar, tetapi di partainya sendiri dianggap tak berguna," ungkap Rinto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas