Mengukur Kepercayaan Publik Terhadap Partai Politik, Survei Indopol: 35 Persen Responden Tak Percaya
Hasil survei yang dirilis Indopol Survey & Consulting menunjukkan, lebih dari sepertiga responden tidak percaya terhadap partai politik.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indopol Survey dan Consulting merilis hasil survei terkait kepercayaan publik terhadap partai politik.
Hasilnya, 35,93 persen responden menyatakan tidak percaya terhadap partai politik.
Sementara 64,07 persen responden menyatakan masih percaya terhadap partai politik di Indonesia.
Dari 35,93 persen yang tidak percaya tersebut, 29,64 persen di antaranya menjawab bahwa partai politik tak menampung aspirasi masyarakat.
Lalu, 11,76 persen publik menyatakan partai politik sudah kehilangan ideologi, norma kejujuran, integritas, dan kehormatan.
Baca juga: Kerap Unggul di Hasil Survei, Gerindra dan PDIP Dinilai Bisa Jadi King Maker di Pilpres 2024
"Anggapan rusaknya sistem politik 11,54 persen ikut menjadi penyumbang terbesar terhadap ketidakpercayaan terhadap partai politik," Direktur Eksekutif Indopol Survey dan Consulting, Ratno Sulistiyanto di Cafe Sadjoe, Jakarta, Selasa (26/7/2022).
Selanjutnya, sebanyak 6,56 persen publik menyebut partai politik tidak melakukan pembangunan di daerahnya.
Kemudian, 4,98 persen lainnya menyatakan partai politik tidak memberikan paket bantuan kepada warga.
Namun demikian, ia melanjutkan, sebanyak 52,16 persen responden justru menilai partai politik dapat menampung aspirasi warga sehingga mereka memercayai partai politik.
"Meskipun ada harapan 64 (persen responden percaya partai politik), tapi kenyataannya publik merasa jauh, terasing, dan kecil efikasi politik," ujar Ratno.
Ratno melanjutkan, hal itu terkonfirmasi lewat hasil survei ini yang menunjukkan hanya 1,22 persen responden yang merupakan anggota partai, dan 6,26 persen simpatisan partai.
Sementara, mayoritas responden sebanyak 92,52 persen mengaku bukan anggota dan simpatisan sebuah partai politik.
Adapun survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 1.230 responden pada kurun waktu 24 Juni hingga 1 Juli 2022.
Survei ini memiliki margin of error +/- 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Masinton: PDIP Beda
Di tempat yang sama, Masinton Pasaribu Politisi PDIP mengungkapkan bahwa partainya adalah pihak yang selalu mendekatkan diri kepada masyarakat. Bukan hanya partai politik yang hadir untuk meraup suara publik jelang pemilihan umum (Pemilu).
"Partai ini (PDIP) beda dengan partai lain, karena kalau partai lain kan dibentuk ya urusannya hanya untuk pemilu dan kekuasaan," ujar Masinton.
Masinton juga menyadari bahwa partai politik kurang begitu dipercaya oleh publik, namun, menurutnya, PDIP dari berbagai survei menduduki posisi teratas diangka 18 persen sampai 20 persen.
Ini menunjukkan bahwa PDIP merupakan partai politik yang masih diharapkan oleh masyarakat mdapat menyelesaikan persoalan-persoalan sehari-hari. Maka itu partai politik harus bisa melakukan pendidikan politik bagi kader partai dan pendidikan politik bagi publik. Karena politik bukan hanya untuk kekuasaan ansich, tapi sebagai strategi kebudayaan dalam rangka menjawab peradaban ke depan.”
Sementara Politisi PSI, Rian Ernest, juga mengakui partainya menyadari masih banyak kekurangan dan masih banyak PR yang mesti dilakukan dalam menjawab persoalan di masyarakat, PSI masih terus belajar.
"Cacatan pentingnya adalah partai politik yang melayani dan harus bersih. Berpolitik itu harus menjadi panggilan, sehingga ketika partai politik melakukan ini maka partai politik akan melayani dan bersih, maka saya yakin kepercayaan publik akan meningkat.”