Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cacar Monyet Apakah Sudah Terdeteksi di Indonesia? Ini Kata Kemenkes

Kasus cacar monyet atau monkeypox ditemukan pertama kali pada 6 Mei 2022 di Inggris. Apakah kasus cacar monyet sudah ada di Indonesia?

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Daryono
zoom-in Cacar Monyet Apakah Sudah Terdeteksi di Indonesia? Ini Kata Kemenkes
freepik
Monkeypox atau cacar monyet Kasus cacar monyet atau monkeypox ditemukan pertama kali pada 6 Mei 2022 di Inggris. Apakah kasus cacar monyet sudah ada di Indonesia? 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus cacar monyet atau monkeypox ditemukan pertama kali pada 6 Mei 2022 di Inggris.

Hingga 27 Juli, sebanyak 17.156 orang di 75 negara dikonfirmasi terinfeksi, di mana 69 di antaranya bukan negara endemis monkeypox.

Spanyol menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak disusul Amerika Serikat dan Perancis.

Lantas, apakah kasus cacar monyet sudah ada di Indonesia?

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan bahwa hingga saat ini belum ditemukan kasus konfirmasi cacar monyet atau monkeypox di tanah air.

"Alhamdulillah, sampai saat ini belum ditemukan kasus monkeypox di Indonesia. Sebelumnya, ada 9 kasus yang diduga terinfeksi monkeypox. Usai dilakukan pemeriksaan PCR, kesembilan orang tersebut dinyatakan negatif monkeypox," ujar Juru Bicara Covid-19 Kemenkes, Moh. Syahril dalam keterangan pers "Update Perkembangan Cacar Monyet di Indonesia", Rabu (27/07/2022) secara daring.

Baca juga: IDI Minta Dokter Waspadai Gejala Cacar Monyet pada Pasien

Mengutip setkab.go.id, Syahril menyampaikan, berbagai mitigasi telah dilakukan Kemenkes untuk mengantisipasi masuk dan menyebarnya cacar monyet di Indonesia.

BERITA REKOMENDASI

Upaya yang dilakukan di antaranya, memperkuat pemeriksaan surveilans di pintu masuk negara baik melalui jalur darat, laut dan udara.

Selain itu Kemenkes juga meminta seluruh dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, kantor kesehatan pelabuhan (KKP), laboratorium, rumah sakit, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) lainnya untuk meningkatkan kewaspadaan terutama pascapenetapan monkeypox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 23 Juli lalu.

Baca juga: Cacar Monyet Masuki Jepang, PM Kishida Minta Masyarakat Lakukan Vaksinasi

Lebih lanjut, Kemenkes juga telah menyiapkan dua laboratorium rujukan pemeriksa monkeypox yaitu Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB dan Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati BKPK.

Untuk pencegahan di tingkat masyarakat, Syahril mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan diri dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun/alkohol, menggunakan masker serta membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Syahril menekankan, protokol kesehatan (prokes) masih menjadi cara paling ampuh untuk mencegah monkeypox mengingat karakteristiknya yang hampir mirip dengan Covid-19, yakni self limiting disease atau bisa sembuh sendiri dengan gejala yang muncul sekitar 2-4 minggu serta belum adanya obat khusus ataupun vaksin untuk monkeypox.


"Prokes adalah kebutuhan wajib kita untuk menghindari penularan baik dari Covid-19 maupun penyakit infeksi emerging lainnya termasuk monkeypox dan hepatitis akut," ujarnya.

Walaupun gejalanya cenderung ringan bahkan sembuh sendiri, monkeypox bisa menjadi penyakit derajat berat dan berpotensi menyebabkan komplikasi penyakit seperti infeksi sekunder, bronkopneumonia, sepsis, dan ensefalitis.

Infeksi kornea sehingga menyebabkan kebutaan manakala tidak segera mendapatkan penanganan medis.

"Apabila mengalami gejala demam dan ruam, harap memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat jika mengalami gejala serupa," pungkasnya.

(Tribunnews.com, Widya)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas