Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jemput Bola Periksa Psikologis Istri Ferdy Sambo, LPSK: Beliau Merasa Nyaman Diperiksa di Rumahnya

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) akan melakukan pemeriksaan psikologis terhadap Istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Jemput Bola Periksa Psikologis Istri Ferdy Sambo, LPSK: Beliau Merasa Nyaman Diperiksa di Rumahnya
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu saat ditemui awak media di Kantor LPSK, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (4/8/2022). Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) akan melakukan pemeriksaan psikologis terhadap Istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) akan melakukan pemeriksaan psikologis terhadap Istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi di kediaman yang bersangkutan pada pekan depan.

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu membeberkan alasan pihaknya melakukan pemeriksaan di luar kantor.

Kata Edwin, permintaan itu datang dari tim psikolog yang memeriksa Putri Candrawathi dalam kasus dugaan tindak pidana kekerasan seksual ini.

Di mana, salah satu alasannya yakni karena yang bersangkutan merasa lebih nyaman jika dilakukan pemeriksaan di rumah sendiri, terlebih saat ini kondisi psikologi Putri masih terguncang.

"Ibu P (Putri Candrawathi, red) lebih merasa nyaman diperiksa di rumah, ya tidak kenapa-napa," ucap Edwin saat ditemui awak media di Kantor LPSK, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (4/8/2022).

Meski pemeriksaan dilakukan bukan di kantor LPSK, namun Edwin mengklaim akan mengedepankan independensi.

BERITA REKOMENDASI

Dia memastikan tidak akan ada pihak lain yang nantinya turut terlibat dalam pemeriksaan tersebut termasuk tim psikolog maupun tim kuasa hukum, bahkan pihak keluarga Putri Candrawathi.

"Tapi yang menjadi catatan pemeriksaan kami independen, pemeriksaan kami mandiri. Jadi ketika kami periksa tidak boleh ada orang lain," ucap Edwin.

Baca juga: Psikolog Keluarga Putri Candrawathi Tawarkan Hasil Pemeriksaannya, LPSK Menolak

Tak hanya itu, Edwin juga menjelaskan bahwa proses pemeriksaan di luar kantor terhadap pemohon juga sudah lumrah dilakukan oleh LPSK.

Dalam artian lain, pemeriksaan untuk Putri Candrawathi ini bukan yang pertama kali dilakukan LPSK di kediaman pribadinya.

Sebab kata dalam mendapatkan cerita atau keterangan yang utuh dari pemohon, pihaknya akan mengedepankan rasa kenyamanan dari yang bersangkutan.

"Tetapi ketika kami mendapatkan informasi itu posisi kami independen mandiri tidak bisa dicampur oleh yang lain, jadi ketika kami periksa satu syaratnya tidak ada orang lain, hanya ada psikolog kami, psikiater kami dan Ibu Putri," tukas Edwin.

Diketahui, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) akan melakukan pemeriksaan assessment psikologis untuk istri Irjen pol Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. LPSK menjadwalkan pemeriksaan tersebut pekan depan.

Kendati demikian, Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu menyatakan, pihaknya tidak dapat menyampaikan waktu detail pemeriksaan tersebut dengan alasan menjaga privasi pemohon.

"Kemungkinan minggu depan (melakukan pemeriksaan Putri Candrawathi)," kata Edwin saat ditemui awak media di Kantor LPSK, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (3/8/2022).

Terkait lokasi pemeriksaan tersebut kata Edwin, akan dilakukan di kediaman dari Putri Candrawathi.

Hal itu didasari atas permintaan atau rekomendasi dari tim psikolog pribadi Putri yang meminta LPSK untuk datang langsung menemui yang bersangkutan.

"Iya (di rumahnya), karena ini permintaan dari psikolognya yang menurut psikolognya Ibu P masih terguncang," tukas Edwin.

Baca juga: LPSK Buka Wacana Gandeng TNI di Kasus Kematian Brigadir J, Siapa Sosok yang Mau Dilindungi?

Pengakuan Bharada E

Bharada E mengungkap adu tembak antara dirinya dengan Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo.

Diketahui, berdasarkan keterangan polisi, Bharada E adalah orang yang menembak mati Brigadir J dalam insiden adu tembak di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022).

Meski sudah disebut sebagai penembak Brigadir J, Bharada E tak ditetapkan sebagai tersangka.

Pengakuan Penembak Brigadir J, Bharada E melakukan itu karena membela diri.

Dia pun menceritakan secara detil kronologi perihal duelnya dengan Brigadir J kepada Komnas HAM saat dimintai keterangan pada Selasa (26/7/2022).

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menuturkan, berdasarkan pengakuan Bharada E, dia adalah orang yang menembak mati Brigadir J.

"Ya itu pengakuan dari Bharada E.

Dia menjelaskan kronologi versi dia," tutur Damanik dilansir dari Youtube Metro TV, Senin (1/8/2022).

Baca juga: Komnas HAM Pegang Bukti Baru Kasus Kematian Brigadir J: Hasil Tes PCR Rombongan Irjen Ferdy Sambo

Kronologi Versi Bharada E

Damanik kemudian menjelaskan kronologi penembakan yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo versi Bharada E.

Keberadaaan Brigadir J, Bharada E dan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi berada di rumah pribadi sang jenderal di Jalan Saguling III, Kompleks Pertambangan, Duren Tiga, Jakarta Selatan sekira pukul 16.00 WIB saat mereka baru tiba dari Magelang, Jawa Tengah.

Saat itu mereka tiba dengan menggunakan dua mobil berwarna hita.

Dalam rombongan yang terekam di CCTV terlihat Putri Candrawathi, Bharada E, Brigadir J, ART, 2 staf termasuk ajudan senior

Ferdy Sambo tak bersama mereka karena sang jenderal terbang dari Yogyakarta menggunakan pesawat dan disebutkan tiba lebih dulu di Jakarta.

Irjen Ferdy Sambo, Brigadir J dan Bharada E - Hingga hari ke-24 kematian Brigadir J, Senin (1/8/2022), sejumlah fakta terungkap mulai dari pengakuan Bharada E hingga rekaman CCTV
Irjen Ferdy Sambo, Brigadir J dan Bharada E - Hingga hari ke-24 kematian Brigadir J, Senin (1/8/2022), sejumlah fakta terungkap mulai dari pengakuan Bharada E hingga rekaman CCTV (kolase Tribunnews)

"Sebelum mereka (rombongan) sampai ke rumah Pak Sambo, Pak Sambo terlihat CCTV masuk ke dalam rumah pribadi didampingi satu ADC (ajudan) masuk ke ruangan privatnya," kata Damanik.

Putri Candrawathi, Bharada E, Brigadir J, ART, ajudan tes PCR di rumah pribadi Jalan Saguling III, Kompleks Pertambangan, Duren Tiga, Jakarta Selatan

"Yang terlihat di CCTV melakukan PCR itu ibu Putri, asisten rumah tangganya, ada satu lagi asisten orang situ juga, Brigadir J paling terakhir.

Sebelum dia ada Bharada E dan ada satu ajudan lagi namanya Riki," papar Damanik.

Setelah PCR, Putri Candrawathi terekam masu ke kamarnya sebelum dia bersama para ajudan termasuk Brigadir J dan Bharada E berpindah ke rumah dinas Ferdy Sambo yang berjarak 500 meter dari rumah pribadi sang jenderal.

Berdasarkan pengakuan ajudan Ferdy Sambo kepada Komnas HAM, mereka pindah ke rumah dinas untuk isolasi mandiri selama menunggu hasil PCR keluar.

Hal itu memang SOP yang dilakukan mereka setiap baru melakukan perjalanan jauh.

"Setelah berapa lama mereka pergi kelihatan Pak Ferdy Sambo keluar kamar menuju mobil didampingi satu ajudannya dan satu Patwal bergerak ke arah berbeda bukan ke arah rumah dinas," kata Damanik membeberkan rekaman CCTV yang diperiksanya.

Bharada E Sedang Lakukan Ini Saat Dengar Teriakan

Kembali ke pengakuan Bharada E, ujar Damanik, setibanya di rumah dinas, dia langsung naik ke lantai dua rumah untuk bersih-bersih.

Sedangkan ajudan yang lain bernama Riky juga ke ruangan lain yang ada di lantai dasar.

Baca juga: Kuasa Hukum Ferdy Sambo Sebut Brigadir J Pernah Ditegur Sesama Ajudan, karena Gunakan Parfum Putri

Tiba-tiba saat itu dia mendengar suara teriakan istri Ferdy Sambo dari dalam kamarnya yang juga di lantai dasar.

"Dia (Bharada E) naik ke lantai dua ke ruangan ajudan.

Dia lagi bersih-bersih.

Terus dia dengar suara teriakan dari ibu Putri (istri Ferdy Sambo.

Ini dari versi Bharada E," beber Damanik.

Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik pada Selasa (5/4/2022).
Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik pada Selasa (5/4/2022). (Tribunnews.com/ Gita Irawan)

Lantaran mendengar teriakan yang cukup kencang apalagi sampai namanya juga dipanggil oleh istri Ferdy Sambo, Bharada E langsung bergegas turun.

Namun Damanik tak membeberkan dimana posisi ajudan bernama Riki saat peristiwa penembakan antara Brigadir J dan Bharada E.

Padahal dari keterangan yang didapat Komnas HAM saat itu Riki juga berada di rumah dinas Ferdy Sambo.

"Dia turun ke bawah melihat sodara J.

Dia bertanya ada apa ini, dia lihat J mengarahkan senjata ke dia dan menembak.

Setelah itu dia mundur ke belakang, ambil senjata dan mengokang dan menembak senajta," papar Damanik.

Setelah terlibat adu tembak dimana tembakan darinya membuat Brigadir J tersungkur, Bharada E tak berhenti sampai di situ.

Dia kemudian menembak dua kali Brigadir J dari jarak dekat untuk memastikan Brigadir Yosua telah tak bernyawa.

"Saudara J sudah tersungkur, dia datang dari jarak dekat sekitar dua meter nembak dua kali lagi untuk memastikan orang yang menyerang dia itu betul-betul sudah dilumpuhkan," jelas Damanik. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas