Temuan Beras Dikubur di Depok, Pejabat Kemensos Cek ke Lokasi: Bantuan Kita Punya Label Tersendiri
Pejabat Kementerian Sosial menyebut beras bantuan sosial yang dikubur di Depok bukanlah dari pihak Kemensos, sebab label kemasan berbeda.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah pejabat Kementerian Sosial (Kemensos) meninjau lokasi temuan beras bantuan sosial yang dikubur di lahan kosong dekat Gudang JNE di Sukmajaya, Kota Depok pada Selasa (2/8/2022) kemarin.
Menurut Inspektur Jenderal Kementerian Sosial, Dadang Iskandar, beras bansos yang dikubur di lahan kosong tersebut, diduga bukanlah bansos dari Kemensos.
Sebab, tidak ada label Kemensos pada karung beras yang tertimbun.
"Diduga bukan, karena proyek penanganan Covid-19 bukan dari Kemensos saja, tetapi kita tidak tahu."
"Yang pasti kalau saya menandakan, bantuan yang kita punya lebel tersendiri," kata Dadang, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Rabu (3/8/2022).
Sementara itu, pihak Istana turut merespons temuan beras yang dikubur di Depok itu.
Baca juga: Polda Metro Belum Bisa Pastikan Isi Paket Bansos yang Dikubur di Depok Seluruhnya Beras
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin, menegaskan pihak Istana selama ini tidak pernah bekerja sama dengan perusahaan mana pun dalam mendistribusikan bantuan presiden.
"Dari data-data yang ada diperoleh oleh Sekretariat Negara, di Istana Negara, Presiden, staf Sekretariat Presiden, dan Kantor Staf Presiden tidak pernah membangun kerjasama atau punya kontrak dengan perusahaan mapapun untuk bisa melakukan bantuan dalam penyebaran bantuan presiden itu," jelas Ngabalin.
Pihak Istana pun meminta masyarakat menunggu hasil penyelidikan yang tengah dilakukan kepolisian.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, meminta pengusutan terkait beras yang dikibur dilakukan secara tuntas.
Pengusutan tersebut, dilakukan guna menyelidiki apakah bansos ini telah rusak sebelum dikubur atau tidak.
"Jika terbukti sesuai prosedur, kalau ternyata tidak sesuai prosedur saya merekomendasikan sesuai aturan hukum, karena itu kan anggaran negara, sudah dianggarkan tidak disalurkan, jadi perlu diteliti apakah rusak dari awal atau perjalanan," ucapnya.
Diketahui, kabar penimbunan sembako bantuan presiden (banpres) sebanyak satu kontainer di Lapangan KSU, Tirtajaya, Sukmajaya, Kota Depok telah beredar sejak Jumat (29/7/2022) lalu.
Beberapa karung beras telah terbuka hingga tercecer di tanah.
Kini, tumpukan sembako ini telah ditutup terpal berwarna biru.
Warga yang menemukan dugaan penimbunan sembak, Rudi Samin, mengatakan penemuan sembako bermula ketika dirinya mendapat laporan dari seorang karyawan jasa pengiriman yang ada di sekitar lokasi kejadian.
Sebagai informasi, lokasi Lapangan KSU yang merupakan tempat penemuan sembako yang dikubur di tanah ini berseberangan langsung dengan gudang kantor jasa pengiriman tersebut.
Menko PMK Tanggapi Temuan Beras yang Dikubur di Depok
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menanggapi soal temuan sembako bantuan sosial yang ditimbun di Depok, Jawa Barat.
Menurut Muhadjir Effendy, beras itu merupakan beras bantuan yang rusak.
“Kalau pernyataan JNE itu benar, berarti beras yang rusak, beras Banpres yang rusak. Kenapa disebut Banpres, karena itu sumber dananya adalah dari BUD untuk mengatasi krisis,” kata Muhadjir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (1/8/2022).
Dilansir Tribunnews.com, Muhadjir mengakui, sempat terdapat beras Banpres rusak yang jumlah cukup banyak.
Dikatakan, beras yang rusak karena terguyur hujan saat proses pengiriman.
“Waktu itu kita putuskan semua beras yang terkena hujan tidak boleh dibagikan baik yang masih dalam keadaan baik dan yang rusak tidak boleh dibagikan." Kenapa? karena mungkin yang waktu itu tampaknya baik, besoknya rusak. Beras itu kan sensitif dengan air,” lanjutnya.
Muhadjir menambahkan, beras yang rusak langsung diganti pada saat hari itu juga.
Ia menyebut, pihak yang bertanggungjawab atas kerusakan tersebut adalah pihak jasa pengiriman (transporter) dan Bulog.
Baca juga: Polda Metro Belum Bisa Pastikan Isi Paket Bansos yang Dikubur di Depok Seluruhnya Beras
Respons Pihak JNE
Pihak Jasa pengiriman logistik JNE membantah adanya pelanggaran yang dilakukan terkait sembako yang dikubur dalam tanah.
Berdasarkan keterangan dalam akun resmi Instagram JNE @jne_id, pihak JNE menjelaskan, proses standar operasional penanganan barang rusak sesuai perjanjian kerjasama yang telah disepakati dari kedua belah pihak.
"Dalam menjalankan bisnis JNE mengikuti peraturan yang berlaku serta selalu menjalankan standard operating procedure perusahaan dengan sebaik mungkin."
"Terkait dengan pemberitaan temuan beras bantuan sosial di Depok, tidak ada pelanggaran yang dilakukan, karena sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerjasama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," kutipan postingan @jne_id, Minggu (31/7/2022).
Hal tersebut, dibenarkan oleh VP of Marketing JNE Express, Eri Palgunadi.
Eri beralasan, sembako bantuan presiden itu dikubur karena rusak.
Ia memastikan, prosedur penguburan sembako yang rusak itu tak melanggar prosedur karena sesuai dengan perjanjian antara JNE dan pihak pemerintah.
"Kami sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," kata Eri dalam keterangannya, Minggu (31/7/2022).
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Taufik Ismail, Kompas.com, Kompas.tv)
Simak berita lainnya terkait Sembako bantuan Presiden
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.