AHY Harap Pemilu 2024 Jadi Ajang Adu Gagasan, Bukan Uang dan Fitnah
Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengatakan pemilihan umum (Pemilu) bukan merupakan ajang kontestasi dan politik uang.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan pemilihan umum (Pemilu) bukan merupakan ajang kontestasi dan politik uang.
Hal itu disampaikan AHY pada acara HUT ke-10 Forum Pemred, di Hotel Raffles Jakarta, Jumat (5/8/2022).
Ia pun berharap agar Pemilu 2024 mendatang merupakan sebuah ajang untuk adu gagasan.
"Pemilu adalah sebuah ajang, sebuah kontestasi gagasan, bukan kontestasi uang, (bukan) kontestasi identitas, kontestasi fitnah," kata AHY.
Baca juga: Ditanya Capres dari Demokrat, AHY Ternyata Fokusnya Ini
Dengan begitu, kata dia, bangsa Indonesia semakin dewasa dalam berpolitik dan generasi muda memahami pentingnya demokrasi.
"Mudah-mudahan bangsa Indonesia semakin dewasa literasi politik juga membawa kita termasuk generasi muda agar memahami pentingnya demokrasi," ujarnya.
Menurut AHY, ada tiga tantangan yang dihadapi demokrasi saat ini, pertama, politik uang yang disebutnya masih merajalela.
"Yang pertama, money politics, politik uang ini merajalela harus kita antisipasi. Jangan sampai hanya mereka yang punya uang berlebih yang bisa menjadi kader-kader terbaik bangsa yang bisa menjadi pemimpin dan wakil rakyat," ungkapnya.
Baca juga: Sering Bertemu Diam-diam, AHY Mengaku Komunikasi Intens dengan PKS dan NasDem
Kedua, kata dia, politik identitas yang sangat membelah atau polarisasi di masyarakat berdampak terhadap persatuan.
"Yang kedua, identy politics, politik identitas sangat membelah, polarisasi yang dieksploitasi karena sentimen suku, agama, etnisitas, dan identitas lainnya ini sangat berbahaya bagi persatuan kita," ucapnya.
Kemudian ketiga, munculnya hoaks, black campaign, fake news yang membabi buta serta buzzer yang menyebar berita bohong.
"Yang terakhir tentunya bicara post truth politik. Politik itu bukan sesuatu yang baru, tapi di era digital ini, hoaks, black campaign, fake news ini merajalela membabi buta. Belum lagi kita menghadapi buzzer-buzzer politic, yang memang tugas dan pekerjaannya memproduksi berita-berita bohong," ungkapnya.
Terhadap hal tersebut, kata AHY, peran dari pers sangat penting untuk memverifikasi berita secara aktual.
"Pers yang kredibel independen yang mampu memverifikasi berita secara aktual dan faktual itulah yang dibutuhkan oleh negeri kita," imbuhnya.