Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Guru Ngaji Tunanetra dari Bangka Pergi Haji : Tak Bisa Melihat Kabah Tapi Hati tetap Tergetar

Ajni mengaku kerap menangis selama Tanah Suci, terutama ketika ia thawaf atau berkeliling Kabah masih tidak percaya ikut ibadah haji

Penulis: Aji Bramastra
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Kisah Guru Ngaji Tunanetra dari Bangka Pergi Haji : Tak Bisa Melihat Kabah Tapi Hati tetap Tergetar
Tribunnews.com/Aji Bramastra
Ajni bin Senen bin Hasan (55 tahun), seorang ustadz tunanetra yang mengajar hafalan Al Quran asal Bangka Barat, Kepulauan Riau. Di tengah keterbatasannya tak bisa melihat indahnya dunia sejak kecil, Ajni bisa pergi berhaji tahun ini. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aji Bramastra

TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Keterbatasan tak membuat Allah menunda takdir seseorang untuk pergi berhaji.

Hal itu dirasakan betul oleh Ajni bin Senen bin Hasan (55 tahun), seorang ustadz tunanetra yang mengajar hafalan Al Quran asal Bangka Barat, Kepulauan Riau.

Ya, di tengah keterbatasannya tak bisa melihat indahnya dunia sejak kecil, Ajni bisa pergi berhaji tahun ini.

"Saya sudah sejak kecil penglihatan terbatas. Lalu semakin memburuk, dan akhirnya sama sekali tak bisa melihat saat remaja," kata Ajni, saat bertemu Tribunnews.com di di Hotel Barra Taibah, Madinah, Arab Saudi, Kamis (4/7/2022) lalu.

Ajni menceritakan, menjadi guru ngaji membuatnya tak punya cukup materi untuk pergi berhaji.

Ia bersyukur, pada 2011, ia mendapat berkah hadiah pergi berhaji dari Bupati Bangka Barat ketika itu, Zuhri M Syazali.

Berita Rekomendasi

Ajni sempat kecil hati, setelah mendengar keberangkatannya terus tertunda.

Baca juga: Umat Islam Indonesia Beruntung, Muslim di Malaysia Harus Menunggu 300 Tahun untuk Bisa Naik Haji

Tapi pada tahun ini, kabar menggembirakan itu akhirnya datang juga.

Nama Ajni terpilih dalam daftar jemaah haji.

Ia berangkat bersama Kloter Palembang (PLM-4) pada 28 Juni 2022.

Ajni mengaku kerap menangis di Tanah Suci, terutama, ketika ia thawaf atau berkeliling Kabah.

"Saya terus menangis. Saya masih tidak percaya bisa sampai sini (Tanah Suci)," kata Ajni.

Kondisi Ajni sendiri memang lemah.

Kondisi itu harus membuatnya thawaf dengan kursi roda.

Seorang jemaah haji dari Bangka Barat, yang kebetulan kerap salat di masjid tempat Ajni mengajar membaca Quran, setiap hari yang mendorong kursi roda itu.

Bahkan, ia haris dibadal atau diwakilkan saat lempar jumrah.

Penyebabnya, saat menjalani prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina, Ajini beberapa kali  jatuh sakit.

Dia sempat diinfus saat di Arafah.

Baca juga: Peristiwa Langka Jelang Kepulangan Jemaah Haji di Bandara Madinah, Hujan Pertama dalam 3 Tahun

Meski penuh perjuangan, toh Ajni bisa melalui ibadah haji yang menguras fisik itu.

Kini, Ajini berada di Madinah untuk menunggu waktu pulang ke Tanah Air.

Ia dijadwalkan pulang Sabtu (6/8/2022) dari Bandara AMAA Madinah.

Kepada Tribunnews.com, Ajni pun menitipkan pesan kepada kaum penyandang disabilitas.

"Tidak perlu khawatir, di sini dilayani dengan baik oleh petugas. Selama ikhlas dan niat, ada saja jalan," kata ayah dua anak ini. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas