Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyebab Harga Mie Instan Naik hingga 3 Kali Lipat

Berikut ini penyebab kenapa harga mie instan di Indonesia bisa naik hingga tiga kali lipat

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Daryono
zoom-in Penyebab Harga Mie Instan Naik hingga 3 Kali Lipat
Tribunnews.com
Ilustrasi Tips Konsumsi Mie Instan yang Sehat - Berikut ini penyebab kenapa harga mie instan di Indonesia bisa naik hingga tiga kali lipat 

TRIBUNNEWS.COM - Harga mie instan akan naik tiga kali lipat.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Ia mengatakan, perang Ukraina dan Rusia jadi penyebab kenaikan harga, karena gandum yang menjadi bahan baku tepung tertahan di dua negara tersebut.

"Kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum ngga bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat," kata Syahrul.

Untuk diketahui, Ukraina dan Rusia menjadi pemasok gandum di dunia dan Indonesia menjadi negara yang mengandalkan impor gandum.

Gandum bukan produk Indonesia, jadi ketika harga gandum dunia naik, pemerintah tak bisa mengendalikan kenaikan harganya.

Baca juga: Harga Mie Instan Naik hingga 3 Kali dari Harga Normal

Tepung Pengganti untuk Mie Instan

Berita Rekomendasi

Renata Puji selaku Manager Program Agroekosistem Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) mengatakan, saat ini banyak mi olahan yang bukan terbuat dari terigu.

Misalnya mi dari tepung sagu, tepung singkong, hingga tepung sukun.

Tak hanya itu, shirataki da porang juga bisa jadi pilihan bahan dasar tepung untuk mi yang tengah dikembangkan pemerintah.

"Yang utama sebetulnya makan dulu, kalau kita mem-promoting misalnya pangan lokal A, ya mari kita makan itu. Jangan kita mem-promoting hanya di sisi hulunya saja. Orang suruh nanam, petani suruh nanam, tapi ketika di hilirnya tidak disiapkan untuk bagaimana mengaksesnya," jelas Renata.

Ia juga menilai bahwa sumber pangan yang ada di Indonesia bisa dimanfaatkan sesuai dengan inovasi olahan dari pangan itu sendiri.

"Karena prinsipnya, ketika sumber pangan karbohidrat itu kemudian diolah jadi tepung pasti bisa jadi mi. Karena kan orang paling gampang bikin mi ya. Jadi bisa aja, itu kan inovasi produk," tambahnya lagi.

(Tribunnews.com, Renald)(Kompas.com, Zintan Prihatini)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas