TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam upaya mengedukasi masyarakat untuk tidak termakan hoaks dan bijak dalam menggunakan media sosial, Direktorat Jendral Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan DPR RI menggelar webinar pada Rabu (10/8/2022).

Anggota DPR Taufiq Abdullah menekankan kepada masyarakat dua hal penting dalam kemajuan tekonologi digital ini.

Pertama, masyarakat harus bijak dalam menerima info di media sosial dan tidak mudah share informasi yang didapatkan.

Kedua, masyarakat harus menjadi pendamping serta penyelamat untuk sekitarnya dan keluarga dalam bermedia sosial

"Selain itu, masyarakat harus bisa beradaptasi, berkreasi, dan berinovasi terhadap kemajuan dunia digital guna terwujudnya Indonesia yang melek digital," katanya.

Dirjen Aptika Samuel Abrijani mengatakan pada era ini teknologi digital sudah menjadi bagian dalam melaksanakan rutinitas sehari-hari, mulai dari cara berkomunikasi, berinteraksi melalui media sosial, transaksi pembayaran, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

"Selain itu, masyarakat harus bisa beradaptasi, berkreasi, dan berinovasi terhadap kemajuan dunia digital guna terwujudnya Indonesia yang melek digital," katanya.

"Karena itu, dibutuhkan kemampuan literasi digital yang baik," ujar Samuel.

Aliah sayuti, seorang influencer menuturkan lebih dari 80 persen anak di Indonesia sudah terpapar dengan media sosial dan platform digital lainnya.

Oleh karena itu, kata dia, masyarakat harus bisa menjadi cyber security untuk sekitarnya dan orang terdekat.

Baca juga: Kemenkominfo: Literasi Digital Bagian Visi Misi Presiden untuk Perkembangan SDM Digital

Narasumber lainnya, Ketua Pergunu Kebumen Much Solahuddin menyatakan perubahan masyarakat dan informasi komunikasi menuntut guru untuk selalu kreatif dan bijak dalam memanfaatkan media sosial dan tidak mudah menulis tulisan negatif, curhat, update foto yang akan menjadi bumerang untuk diri sendiri.