Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aksi Perempuan Desa Tabuan Asri

Farida berhasil membangun Desa Tabuan Asri yang merupakan desa transmigran hingga para warga mampu produktif dengan beragam budidaya pertanian

zoom-in Aksi Perempuan Desa Tabuan Asri
ISTIMEWA
Kelompok wanita tani Desa Tabuan Asri. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang srikandi berhasil membangun desa transmigran yang dihuni warga eks pengungsi konflik Aceh, Maluku, Sambas, Poso, dan Papua.

Tak tanggung-tanggung, Ibu Negara Iriana Joko Widodo, memberikan penghargaan kepada sang srikandi, Farida Rusdiana Untung.

Farida menjabat Kepala Desa Tabuan Asri, Kecamatan Pulau Rimau, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Didirikan pada 2001, desa ini dihuni transmigran eks pengungsi konflik sosial semasa awal reformasi.

Mulai dari jahe

Warga desa dominan berkebun kelapa sawit, namun berposisi sebagai plasma dari perusahaan besar.

Ada pula lahan untuk budidaya padi, sayang baru bisa dipanen sekali dalam setahun. Kondisi ekonomi ini dipandang sebagai tantangan yang perlu dijawab perempuan desa.

Berita Rekomendasi

Farida mendirikan kelompok wanita tani (KWT) Srikandi Asri. Bersama perempuan desa lainnya, dibudidayakan tanaman herbal, yaitu jahe. Semula jahe diusahakan pada lahan kecil.

Lambat laun, warga desa memanfaatkan pekarangannya untuk meluaskan penanaman jahe. Bersama warga, jahe diolah menjadi produk yang siap diminum.

Ketika produk jahe instan ini berhasil dijual, terciptalah sumber penghasilan baru para perempuan Desa Tabuan Asri.

produk jahe instan Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi Asri.
produk jahe instan Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi Asri. (ISTIMEWA)

Peran Farida semakin besar setelah menjadi kepala desa. Ia salah satu dari 4.056 kepala desa perempuan.

Pada tahun 2022 APB Desa mencapai Rp 1.057.235.143, terdiri dari pagu dana desa Rp 702.024.000, alokasi dana desa sebesar Rp 352.452.738, dan pendapatan lainnya sebesar Rp 758.405.

Sebanyak 32 persen dana desa dimanfaatkan untuk kegiatan pemberdayaan perempuan dan kesehatan anak, termasuk kegiatan pencegahan stunting.

Di antaranya untuk posyandu, bina keluarga balita, siaga kesehatan, poskesdes, PKK, dan pengembangan usaha kecil.

Program Kesehatan Dokter Masuk Desa (DMD).
Program Kesehatan Dokter Masuk Desa (DMD). (ISTIMEWA)

Tak heran, Desa Tabuan Asri ditetapkan sebagai model Desa Ramah Perempuan dan Anak, serta Desa Bebas Stunting.

SDGs Desa Tabuan Asri

Aksi nyata Farida mengimplementasikan pemikiran Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi, A Halim Iskandar.

Permendesa PDTT Nomor 21/2020 menetapkan SDGs Desa sebagai arah kebijakan pembangunan desa.

Terumuskan 18 tujuan pembangunan desa, yaitu desa tanpa kemiskinan, desa tanpa kelaparan, serta desa sehat dan sejahtera.

Tujuan berikutnya pendidikan desa berkualitas, keterlibatan perempuan desa, dan desa layak air bersih dan sanitasi.

Selanjutnya tujuan desa berenergi bersih dan terbarukan, pertumbuhan ekonomi desa merata, serta infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan.

Tujuan selanjutnya desa tanpa kesenjangan, kawasan permukiman desa aman dan nyaman, serta konsumsi dan produksi desa sadar lingkungan.

Juga tujuan desa tanggap perubahan iklim, desa peduli lingkungan laut, dan desa peduli lingkungan darat.

Berkaitan dengan kelembagaan, ditetapkan tujuan desa damai berkeadilan, kemitraan untuk pembangunan desa, serta kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.

Menurut Gus Halim, panggilan akrab Menteri Desa PDTT, posisi Farida sendiri, sebagai perempuan kepala desa, jelas menerapkan tujuan keterlibatan perempuan desa.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga menandai peran Farida dalam pengembangan ekonomi menerapkan tujuan pertumbuhan ekonomi merata, upaya menuju desa tanpa kemiskinan, dan desa tanpa kesenjangan.

Pada tahun 2022 Desa Tabuan Asri berstatus desa berkembang. SDGs Desa menyarikan rekomendasi dari Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi untuk menyediakan tenaga kesehatan, kepesertaan BPJS Kesehatan, dan penguatan kegiatan olah raga.

Dalam bidang pendidikan, dibutuhkan akses untuk pendidikan non formal, terutama Kejar Paket A, B, atau C. Ekonomi desa juga perlu dikuatkan melalui prasarana jalan, dan sarana angkutan, juga internet dan akses logistik.

Penulis: Iman Sudhiebgo

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas